Rabu, 24 Agustus 2016

TAHLIL JAWA Vs TAHLIL SUNDA

TAHLIL JAWA Vs TAHLIL SUNDA

Bicara tahlil tentu tak lepas dari perbincangan tentang NU. Ormas islam terbesar Indonesia yang identik dengan ajaran tradisionalnya, semisal tahlil, dzibaiyah, manaqib dan banyak lagi. Basis terbesar menyebar di daerah Jawa Timur, dengan Jombang sebagai ikonnya. Namun siapa sangka di pelosok Jawa Barat, tepatnya wilayah Kadudampit kampung Ciparay ada juga komunitas ini.
Tahlilan's Snack
Ya komunitas muslim dengan menganut paham Nahdhatul Ulama. Dan itu aku dapati saat ada salah satu warga di sini yang meninggal dunia.
Ditahlili.

Layaknya umumnya orang meninggal, ada juga acara keagamaan yang biasa dikenal dengan istilah Tahlilan. 1-7 hari, 40 hari, setahun hingga 1000 hari.
Allahummaghfirlahum...


Hanya saja ada perbedaan terkait konten tahlil dan adat istiadatnya.
Entah dari mana mulainya, atau mungkin bisa jadi sebenarnya sama dengan yang di Jawa hanya gegara pemimpinnya saja yang membuat isinya berbeda.

“Yuk Pak, kita tahlilan,” ajak Pak Ade sore kemarin.
“Siapa yang meninggal?” tanyaku penasaran. Memang sebelumnya ada pengumuman dari speaker masjid jika ada warga yang meninggal.
“Pak Maman,” jawab Pa Ade.
Setelah sedikit basa basi beliau berhasil meyakinanku untuk ikut. Lagian aku sendiri pengen bisa bermasyarakat dengan warga di sini.
Dan tahulah aku akan perbedaan dari tahlil di Jawa yang biasa aku ikuti.

Pertama, suguhan yang diberikan. Sekantong kresek berisi dua mie instan, kopi dan beras plus telor. Bedanya di Jawa, lebih pada makanan siap saji, seperti soto, lontong balap dll.

Kedua, urutan materi tahlil. Dari awal pembacaan hadiah (ilaa hadhroti) tidak ada perbedaan, namun setelah sampai fanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin, bacaan kaimat thayyibahnya tidak beriurut seperti di Jawa,

Ketiga, nada baca. Tampak pada saat jamaah membaca surat al ikhlas dan irhamnaa.
Jika di Jawa dimulai dari Irhamnaa Yaa Arhamar Roohimiin
Maka di sini dimulai dari Yaa Arhamar Roohimiin Irhamnaa,
Dll.

Itulah sedikit perbedaan yang aku rasakan. Tetapi intinya tetap sama, mendoakan yang sudah tiada dengan mengambil manfaat dari kalimat thoyyibah yang kita baca bersama

Smpit Al Araf, 24 Augustus 2016

0 komentar:

Posting Komentar