TAHLIL JAWA
Vs TAHLIL SUNDA
Bicara tahlil tentu tak lepas dari
perbincangan tentang NU. Ormas islam terbesar Indonesia yang identik dengan
ajaran tradisionalnya, semisal tahlil, dzibaiyah, manaqib dan banyak lagi.
Basis terbesar menyebar di daerah Jawa Timur, dengan Jombang sebagai ikonnya.
Namun siapa sangka di pelosok Jawa Barat, tepatnya wilayah Kadudampit kampung
Ciparay ada juga komunitas ini.
Tahlilan's Snack |
Ya komunitas muslim dengan menganut paham
Nahdhatul Ulama. Dan itu aku dapati saat ada salah satu warga di sini yang
meninggal dunia.
Ditahlili.
Layaknya umumnya orang meninggal, ada juga
acara keagamaan yang biasa dikenal dengan istilah Tahlilan. 1-7 hari, 40 hari,
setahun hingga 1000 hari.
Allahummaghfirlahum...
Hanya saja ada perbedaan terkait konten tahlil
dan adat istiadatnya.
Entah dari mana mulainya, atau mungkin bisa
jadi sebenarnya sama dengan yang di Jawa hanya gegara pemimpinnya saja yang
membuat isinya berbeda.
“Yuk Pak, kita tahlilan,” ajak Pak Ade sore
kemarin.
“Siapa yang meninggal?” tanyaku penasaran. Memang
sebelumnya ada pengumuman dari speaker masjid jika ada warga yang meninggal.
“Pak Maman,” jawab Pa Ade.
Setelah sedikit basa basi beliau berhasil
meyakinanku untuk ikut. Lagian aku sendiri pengen bisa bermasyarakat dengan
warga di sini.
Dan tahulah aku akan perbedaan dari tahlil di
Jawa yang biasa aku ikuti.
Pertama,
suguhan yang diberikan. Sekantong kresek berisi dua mie instan, kopi dan beras
plus telor. Bedanya di Jawa, lebih pada makanan siap saji, seperti soto,
lontong balap dll.
Kedua, urutan
materi tahlil. Dari awal pembacaan hadiah (ilaa hadhroti) tidak ada
perbedaan, namun setelah sampai fanshurnaa ‘alal qaumil kaafiriin, bacaan
kaimat thayyibahnya tidak beriurut seperti di Jawa,
Ketiga,
nada baca. Tampak pada saat jamaah membaca surat al ikhlas dan irhamnaa.
Jika di Jawa dimulai dari Irhamnaa Yaa
Arhamar Roohimiin
Maka di sini dimulai dari Yaa Arhamar
Roohimiin Irhamnaa,
Dll.
Itulah sedikit perbedaan yang aku rasakan. Tetapi
intinya tetap sama, mendoakan yang sudah tiada dengan mengambil manfaat dari kalimat
thoyyibah yang kita baca bersama
Smpit Al
Araf, 24 Augustus 2016
0 komentar:
Posting Komentar