Rabu, 31 Agustus 2016

FENOMENA PECI: PENTINGNYA SEBUAH ETIKA

FENOMENA PECI:
PENTINGNYA SEBUAH ETIKA

Di pertengahan bulan lalu, aku diberi kesempatan mengikuti perlombaan tingkat nasional dalam rangka Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang diadakan di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perlombaan ini mempertemukan puluhan cabang dengan diikuti seluruh propinsi dari bumi pertiwi ini. Karena banyaknya cabang yang dilombakan, maka lokasi perlombaanpun beragam. Namun dari semua lokasi itu hanya satu yang menjadi pusatnya, yakni alun-alun di dekat masjid raya.
 
Ridho dan permainan pecinya
Sehari sebelum acara pembukaan, lokasi masjid raya diseterilkan dengan kawat berduri yang melintang. Dari informasi yang aku dapat, hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan orang nomor satu di Indonesia, Pak Joko Widodo.

Benar saja, saat pembukaan tiba, ribuan orang menyemut ingin memeriahkan syiar yang ada. Selain itu, tak sembarang orang yang bisa masuk. Hanya mereka yang memakai name tag (tanda pengenal) yang aman saat boleh masuk.
Hal yang sama, juga dilakukan saat acara penutupan MTQ, di lokasi yang sama.
Entah benar entah tidak, hal yang tak jauh beda juga dilakukan saat seseorang hendak masuk di istana presiden di Jakarta.

Itu baru di istana presiden. Itu baru di acara tingkat nasional. Semua ada aturannya, semua mempunyai etikanya. Apalagi tempat yang kita sedang berada di dalamnya, masjid Al Hafizh.
Alangkah naifnya, siswa yang tak memiliki etika kala hendak masuk masjid, lebih-lebih saat telah ada di dalamnya.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Jin ayat 18:
“Dan bahwasaya masjid itu milik Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.”

Tak sampai di sana, masuk pun ada etikanya dengan sebuah doa’,
أَللّهُمَّ افْتَحْ لَنَا أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Ya Allah, bukakanlah untuk kami rahmat-Mu”
lempar melempar peci:Hasbi Farhan

Ingatlah masjid adalah rumah Allah, tempat paling mulia daripada tempat-tempat lainnya.
Apakah pantas kalian main lempar peci (kopyah) yang letaknya di kepala di dalam masjid bahkan menjadikannya seperti bola, ditendang ke sana kemari?
Apakah pantas pula menjadikan peci sebagai permainan di tangan, dengan diputar-putar laksana bola volly?
Dan itu kalian lakukan di masjid, di saat seharusnya tilawah Al Quran dan berdzikir.
Apakah juga pantas peci yang harusnya dipakai shalat, diletakkan di bawah tempat sujud hanya karena khawatir merusak tatanan rambut yang telah tersisir rapi?
Saya pastikan deh, memakai peci saat shalat yang hanya beberapa menit bisa selesai lebih baik daripada tatanan rambut yang tersisir rapi.

Jadi pastikan untuk selalu beretika, apalagi di dalam masjid. Pastikan tidak ada lagi yang menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, khususnya Peci.
Semoga Allah selalu memberikan taufik pada kita untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Amiiiin

Masjid Al hafizh, 31Agustus 2016

0 komentar:

Posting Komentar