GHOLIBAN : Madu Kalimantan (beepollen dan royal jelly)

Madu hutan kalimantan gholiban adalah madu asli yang diambil langsung dari sarang lebah liar apis dorsata dari dari hutan Kalimantan.

BAHASA ARAB DI HARI PERTAMAKU MENGAJAR

Hari ini menjadi hari pertama aku mengajar bahasa Arab di semester 2, tepat di hari Senin tanggal 16 Januari 2017..

Kisah Umar Bin Khattab Part.1 : Sentuhan Hidayah

Umar bin Khattab adalah salah seorang yang keras permusuhannya kepada Nabi Muhammad saw. Begitu kuat hasratnya untuk membunuh beliau..

Antara Sambutan dan Roasting

Roasting adalah metode Stand Up yang seringkali digunakan oleh komedian untuk menyerang seseorang namun dengan cara yang unik.

Inferior

Apa sih inferior itu? Melihat dari makna yang termaktub di KBBI online, inferior berarti bermutu rendah, (merasa) rendah diri.

Rabu, 10 Juni 2020

Contoh Catatan Wali Kelas


1.        Cara belajar kamu sudah bagus, teruslah rajin belajar agar kamu menjadi anak yang berhasil.

2.        Tingkatkan cara belajarmu, agar kamu dapat memiliki prestasi yang lebih baik lagi.

3.        Belajar merupakan kunci keberhasilan, oleh sebab itu tingkatkan motivasi belajarmu agar menjadi pribadi yang lebih baik.


Minggu, 07 Juni 2020

Filosofi Tanaman Tebu

Siapa sih yang nggak kenal tanaman tebu?

Tebu adalah tanaman spiritual Jawa, dari kata antebing kalbu alias kemantapan hati. Tanaman ini selalu tumbuh Serumpun atau sauyun, seperti bambu. Ini menandakan pola pikir kebersamaan.

Sabtu, 06 Juni 2020

Nasehat Yai Sun - Ngaji Seing Tenanan

“Mumpung masih muda, tenaga juga masih ada. Ngaji sing mempeng, tenanan. Kitab opo wae, dipelajari,” nasehat Abah Yai Sun, kyai senior di daerah Pagerwojo, Perak.     Pagerwojo merupakan desa kecil di pinggiran Kecamatan Perak. Dari dulu hingga sekarang, desa ini selalu menghasilkan ulama-ulama panutan, kyai-kyai sekaliber desa hingga kecamatan. Selain Abah Yai Sun, masih ada juga Mbah Yai Masduqi Abdurrohman, pengasuh Pesantren Roudhatu Tahfizh Quran.  Di desa ini pula terdapat makam wali penyebar agama Islam di wilayah Jombang dan seitarnya. Sayyid Abdurrohman, yang makamnya terletak di Masjid Pagerwojo. Beliau merupakan salah satu keturunan dari Sunan Gunungjati Cirebon. Banyak kisah yang aku dapatkan tentang desa ini dari Emakku, yang asli keturunan orang Pagerwojo.     “Dulu saya, saking pengennya memahami kitab  ta’lim mutaallim. Saya sampai mengkhatamkannya sebanyak 14x di bawah bimbingan Mbah Yai Mahrus, Lirboyo,” Abah yai Sun melanjutkan nasehatnya. Beliau memperlihatkan ratusan kitab yang berjajar rapih di rak lemarinya. Selama lebih kurang 13 tahun mondok (1963 -1976) di daerah Kediri. Pulang langsung dipasrahi mengajar ngaji.     Satu hal yang amat ditekankan kepada kami saat sowan kepada beliau adalah untuk tekun dalam mengaji,”dulu Mbah Kaji Hamid Kerosono (suami dari Mbah Nyai Fatimah – Mbahku) bilang – Sun, nak ngaji sing temenan. Kitab opo wae, dipelajari. Nderek kaleh dawuhe Poro Yai. Wes to, nggak bakalan rugi.” -Sun, kalau kamu ngaji, yang tekun. Kitab apa saja dipelajari. Ikut apa yang disampaikan oleh Kyai. Insyaallah gak bakal merugi.-     Alhasil, nasehat itu setidaknya melecut beliau hingga saat ini. Ada banyak pengajian yang beliau isi, belum beberapa madrash dan TPQ.  Semoga ilmu dan semangat beliau, terwaris kepada kami. Amiiin  Ngawi, 06 Juni 2020.
“Mumpung masih muda, tenaga juga masih ada. Ngaji sing mempeng, tenanan. Kitab opo wae, dipelajari,” nasehat Abah Yai Sun, kyai senior di daerah Pagerwojo, Perak.

 

Kamis, 04 Juni 2020

Ojo Wedi Rabi – Nasehat Abah Yai Untuk Kaum Jomblo


Sowan pada Kyai, bertatap muka dan sambung silaturohim mungkin menjadi sesuatu yang spesial. Terkhusus orang spertiku yang masih santri. Orang santri biasa menyebutnya dengan ngalap barokah alias mengharap cipratan barokanya beliau-beliau yang secara garis, dekat hatinya dengan Gusti Allah. dari sana kita akan menemukan mutiara-mutiara hikmah yang kadang tidak kita dapati di belahan dunia manapun.  Seperti yang aku alami pagi ini, saat sowan pada Abah Yai Sun, salah satu kyai sepuh di Desa Pagerwojo, Perak.  Bersamaku ada Mbak Zah, putri sulung dari keluarga besar Bani Rohani, dan keluarganya, Mbak Yah, kakak ku nomor 5 bersama dua orang putranya, Farikh dan Ayil. Ada juga adekku, Hasim.  “Dulu waktu saya masih muda, tahun 1963 sudah mondok. Selesai tahun 1976. Nggak lama disuruh menikah sama Abah,” Abah Yai Sun mulai bercerita.  “Tak ada modal yang cukup selain satu keyakinan. Keyakinan akan dawuhe Gusti Allah dalam Al Qur’an, -Nahnu Qasamnaa bainahum ma’iisyatahum- Kamilah yang membagi di antara mereka penghidupan mereka.” Lanjut beliau. Banyak hal yang beliau sampaikan kepada kami, terutama pada para jomblo yang saat itu tentunya lebih ditujukan pada adekku Hasim yang sudah berumur dua enam tahun.  “Tak hanya itu, bahkan Gusti Allah dawuh, “Nahnu Narzuqukum – Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Jadi, kesimpulannya, Ojo Wedi Rabi!! Allah sampun andom rejeki. (Jangan takut menikah, karena jatah rejeki sudah diatur oleh-Nya,” panjang lebar beliau membekali kami.  “Tapi ingat...” beliau memberi peringatan.  “Keyakinan itu harus dibarengi dengan sebuah petunjuk dari Nabi melalui sabdanya, - Harrik Yadaka alias Obahno tanganmu!!” Yang secara Indonesia berarti Gerakkan tanganmu untuk bekerja. Jangan hanya bertpang dagu dan bermalas-malasan.  “Ngapain kerja. Kan rejeki sudah ada yang ngatur.”  Ek okk...  Itu pemikiran yang salah Cuyyy  Yang penting harus seimbang, antara ikhtiar, usaha dan doa.  Bagi yang sudah berumur dan siap menikah, menikahlah. Jangan ditunda  Dan jangan khawatir kagak bisa ngasih makan anak bini.  Ngawi, 06 Juni 2020.
Sowan pada Kyai, bertatap muka dan sambung silaturohim mungkin menjadi sesuatu yang spesial. Terkhusus orang spertiku yang masih santri. Orang santri biasa menyebutnya dengan ngalap barokah alias mengharap cipratan barokanya beliau-beliau yang secara garis, dekat hatinya dengan Gusti Allah. dari sana kita akan menemukan mutiara-mutiara hikmah yang kadang tidak kita dapati di belahan dunia manapun.

Rabu, 03 Juni 2020

Filosofi Bodo Kupat

Falsafah orang Jawa kuno selalu terkandung sesuatu yang arif dan bijaksana untuk dipelajari. Beruntung sekali orang yang bisa mengenalnya, apalagi bisa memahaminya. Tetapi sedikit orang yang mau mengkaji akan hal ini, satu di antara falsafah itu adalah Bodo Kupat.   Secara harfiah, Bodo Kupat hampir mirip dengan Bodo Amat, tapi kedua kata mempunyai arti yang jauh berbeda. bodo Kupat artinya Lebaran Ketupat sedang Bodo Amat artinya Biarin, Suka Suka Gue, kata anak-anak jaman milenial.   Bodo Kupat biasa dilaksanakan 7 hari semenjak dimulainya salat idulfitri. Dalam Bodo Kupat, beragam menu tradisional disediakan untuk dikonsumsi. Menu tersebut sangat khas dan tidak tergantikan. Apa saja dan apa makna dari makanan tersebut:  1. Lontong “Olo e Dadi Kotong”  Lontong menurut orang Jawa punya filosofi “olo e dadi kotong” atau dalam bahasa Indonesianya, kejelekannya sudah tidak ada atau hilang. Filosofi ini erat kaitannya dengan bulan Ramadhan. Seperti yang kita tahu, selama di bulan suci itu umat islam akan dilebur dosa-dosanya setelah sebulan berpuasa. Hingga akhirnya kembali suci dan fitrah, sehingga dijuluki dengan “olo e dadi kotong”. Meskipun tak harus dimakan setelah bulan puasa, lontong silahkan kamu nikmati kapan saja. Namun kali ini jangan lupa, jika lontong tersebut adalah representasi dari dosa yang telah dihilangkan. Jadi, mudah-mudahan bisa jadi pengingat yang baik agar kita selalu bertaubat agar terampuni semua dosa-dosa.  2. Lepet “Elek e Disimpen Sing Rapet” Sama seperti lontong, lepet juga punya filosofinya sendiri, yakni “elek e disimpen sia sendiri disimpan rapat-rapat. Kejelekan adalah aib yang sebisa mungkin jangan pernah diumbar.  Namun di zaman sekarang ini yang semuanya serba terbalik, orang-orang malah bangga dengan kejelekannya. Ketika mengunyah ketan dan kacangnya yang lembut, lepet akan terus menerus mengingatkanmu agar selalu bisa menjaga kejelekan sendiri.  3. Lemper “Yen Dilem Atimu Ojo Memper” Lemper adalah jajanan primadona yang selalu ada dalam setiap acara besar. Mulai dari khitanan, resepsi nikah, sampai bungkusan pengajian. Lemper juga punya filosofi yang sangat bagus, “yen dilem atimu ojo memper” yang artinya ketika dipuji maka hatimu jangan sombong atau berbangga diri. Ya, kadang memang demikianlah yang terjadi sekarang. Ketika pujian malah bukan jadi suatu pelajaran justru menumbuhkan rasa kebanggaan berlebihan. Merasa sombong dan menganggap orang lain tidak ada apa-apanya. Ketika memakan kudapan satu ini kamu juga bisa mengartikan jika di atas dirimu yang sudah hebat itu, masih ada lainnya yang lebih jago lagi. Lemper memang kue sederhana dan gampang dibuat tapi esensi di dalamnya sangat luas.  4. Ketupat/Kupat “Ngaku Lepat” Kupat atau ketupat ini adalah makanan yang ikonik dengan selebrasi lebaran. Meskipun sebenarnya tak jauh beda dari lontong, namun bentuk kupat yang unik membuatnya tetap berbeda. Tahu kah kamu kenapa kupat umumnya hanya ada di hari lebaran saja? Idul Fitri identik dengan maaf memaafkan dan makanan yang paling representatif untuk menggambarkan hal tersebut adalah kupat. “Ngaku lepat” adalah filosofi di balik makanan   5. Apem Apem merupakan jajanan lawas yang mungkin sudah dibuat beratus tahun yang lalu Apen terambil dari bahasa Arab "afuw" yang artinya maaf. Jadi orang-orang dahulu biasa memberi apem kepada tetangga sebagai bentuk permintaan maaf. Makanya, apem rasanya manis semanis permintaan maaf kepada orang-orang.   6. Kolak Sama seperti deretan makanan di atas makanan ini juga mengandung filosofi bahkan dua arti sekaligus. Kolak biasanya terdiri dari umbi-umbian pendam yang bahasa Jawanya disebut “polo pendem”. Hal ini mengingatkan kita kalau pada akhirnya setiap manusia akan dipendam atau dikubur. Maka sebelum hal tersebut terjadi, maka berbuat baik, lakukan kewajiban dan juga pahami filosofi santan.  Santan atau biasanya disebut santen  mengandung arti “sing salah nyuwun ngapunten” yang artinya adalah siapa pun yang bersalah haruslah meminta maaf. Selain amal, maaf adalah hal yang kita butuhkan saat mati.  Ketika seseorang ikhlas memaafkan kita, maka kematian pun akan jauh lebih mudah. Seperti sudah tidak ada beban lagi, lebih-lebih ketika menjalani kehidupan setelah kematian.  Bagaimana, luar biasaa kan!!!  Al-Muhafadzah ala al-Qodim al-Shaleh wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik.  Nganjuk, 03 Juni 2020
Falsafah orang Jawa kuno selalu terkandung sesuatu yang arif dan bijaksana untuk dipelajari. Beruntung sekali orang yang bisa mengenalnya, apalagi bisa memahaminya. Tetapi sedikit orang yang mau mengkaji akan hal ini, satu di antara falsafah itu adalah Bodo Kupat. 

Senin, 01 Juni 2020

Shalat Sunnah Syawwal - Shalat Utaqa dan Tata Caranya

Hari ini aku bersama santri Nurul Burhan melaksanakan kegiatan salat sunah mutlak di bulan Syawal salat Sunnah ini mempunyai Fadilah yang luar biasa besar. 

Salat sunah ini langsung dipimpin oleh Mbah Yai Anam, Pengasuh Pesantren Nurul Burhan. Dalam jumlah yang beliau sampaikan salat ini mempunyai keutamaan yang luar biasa. 

 

Sabtu, 30 Mei 2020

Inspiratif - Hikmah Membaca Al Quran


Sudah menjadi rutinitas bagi kami, santri Ponpes Nurul Burhan di setiap sore hari Jumat, ngaos sareng Surah Al Kahfi. Dengan harapan ngalap barokah dawuhe Kanjeng Nabi Muhammad seputar Fadhilah Surat AL Kahfi.  Sebelum ngaji, ada kisah yang aku dapatkan dari grup WA. Selanjutnya aku sampaikan ke seluruh jamaah santri. Bagaimana bijaknya Kakek dalam memberi penjelasan kepada sang cucu, kala dia bertanya-tanya:     kenapa sih kita harus membaca Al Quran yang bahasanya adalah bahasa asing, bahkan harus diulang-ulang lagi.     Cucu    : “Kek, kenapa sih kita kudu baca Al Quran berulang, padahal Al Quran kan bukan bahasa kita?”  Kakek  : “Hmmmm... (mendesah). Sebentar,coba kau ambil wadah sampah di samping rumah, bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”  Cucu itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakek tersebut tertawa dan berkata,  “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali.”  Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini Cucu itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.Kakek berkata,  “Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ”  dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi.  Pada saat itu, Cucu itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Cucu itu kembali mengambil dan mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata :  ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.  Sang kakek menjawab : “Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu.”  Cucu itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ”  Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.  Subhanallah sekali bukan? Semoga setelah membaca kisah ini, kita jadi semakin semangat membaca Al-Qur’an disertai semangat untuk mempelajarinya. Barokallohu fik, semoga kisah ini bermanfaat. Amin     Kedungprahu, 02 02 19
Sudah menjadi rutinitas bagi kami, santri Ponpes Nurul Burhan di setiap sore hari Jumat, ngaos sareng Surah Al Kahfi. Dengan harapan ngalap barokah dawuhe Kanjeng Nabi Muhammad seputar Fadhilah Surat AL Kahfi.

Kepercayaan Kuno - Tengeng dan Bantal

Apa sih tengeng? 
Dari bahasa mana tengeng itu? 
Orang Jawa bilangnya tengengen

Jumat, 29 Mei 2020

Pantangan Jawa - Menunjuk Pelangi (Ojo Nduding Pelangi)


“Huss.. Ojo Nduding Pelangi. Ngkoo dadi Ciker Derijine!!” kata Mbah ku. “Huss... Jangan menunjuk ke pelangi (pakai jari) nanti tangannya  melungker (bengkok) tidak bisa lurus)    Ada saja hal yang aneh yang disampaikan oleh Mbah Tini, mbahku yang saat ini berumur sekitar 78 tahun. Sebagai seorang keturunan Jawa aku selalu tertarik dengan adat kebiasaan atau pantangan-pantangan orang dulu. Orang bilang,  orang kuno satu di antaranya ya seperti yang disampaikan oleh Mbah ku ini.  Aku coba cari informasi si ke sana-sini dan ke Google tentunya,  tidak aku temukan pantangan untuk berani menunjuk Pelangi selain sebuah artikel yang dimuat di salah satu situs, bahwa orang Dayak Kalimantan juga mempunyai pantangan yang sama- dilarang menunjuk Pelangi. Kenapa demikian?  Entahlah.  Orang dulu kebanyakan memandang Pelangi sesuatu yang luar biasa tanpa ada hitung-hitungan ilmu sains seperti saat ini mereka menganggap pelangi itu spesial,  di mana bidadari dari langit turun ke bumi untuk mandi . Benar atau tidak, ajaran orang dulu pasti ada hikmah yang besar yang bisa diambil oleh orang-orang jaman now. Meski kelihatannya nggak rasional. Sama sekali.  Hal yang baru yang patut aku tulis dan aku sampaikan ke orang-orang supaya menghormati ciptaan tuhan.  Pelangi-pelangi  Alangkah indahmu  Merah kuning hijau dilangit yang biru  Pelukismu agung  Siapa gerangan  Pelangi pelangi ciptaan Tuhan     Ngawi, 29 Mei 2020.
“Huss.. Ojo Nduding Pelangi. Ngkoo dadi Ciker Derijine!!” kata Mbah ku. “Huss... Jangan menunjuk ke pelangi (pakai jari) nanti tangannya  melungker (bengkok) tidak bisa lurus)

 

Rabu, 27 Mei 2020

Khutbah Syawwal 01

Monggo kito tansah ningkataken takwa kito dumateng ngarsanipun Gusti Allah swt kanthi

Selasa, 26 Mei 2020

Belejar Mereferensi Karya Fenomenal - Novel Terang Bulan Andrea Hirata

Siapa sih yang tidak mengenal Andrea Hirata?

Penulis yang sudah malang melintang di dunia nasional hingga internasional dan ini saya berkesempatan untuk membaca karya fenomenal novelnya yang berjudul Padang Bulan.

Senin, 25 Mei 2020

Rumah Tak Berpintu - Always Open House

Sudah beredar luas di kalangan masyarakat, termasuk di lembaga tempat kami mengajar SE Bupati Ngawi tertanda Surat Edaran yang bernomor 443/26.22/404.106/2020 tentang Kegiatan Ibadah Idul Fitri 1441 H. Salah satu yang menjadi poin penting di sini adalah Bupati meminta masyarakat tidak melakukan kegiatan silaturahim atau halal bil halal keliling dari rumah ke rumah dan meniadakan kegiatan open house dengan menutup pintu rumah.

Edaran ini berhembus luas sehingga menimbulkan tanda tanya dari Para Jamaah Nurul Burhan yang biasanya saban tahun memiliki tradisi Open House. Dengan tamu yang tak bisa dihitung banyaknya, ada yang jalan kaki, berkendara roda dua, mobil, travel, elf minibus hingga angkutan truck.

Menurut apa yang sudah dituturkan oleh Mbah Yai Anam, pengasuh Pesantren Nurul Burhan. Apa yang disampaikan oleh Bupati hanyalah berupa edaran, haimbauan dan sifanya anjuran. Bukan perintah. Hal ini diamini oleh Bapak Carik setempat dalam sebuah kesempatan diskusi di lataran masjid pada malam Jumat, 21 Mei 2020.

“Ayolah, bersikap dewasa. Jangan ikut-ikutan berita di luaran sana. Kalau dusun kita aman, kenapa shalat Ied di masjid dilarang?” kata Mbah Yai Anam

Berlanjut soal larangan silaturohim, bersalaman dan membuka pintu selepas Idul Fitri, “gimana mau tutup pintu, omahku wae ndak ada pintunya. Pokoke monggo. Siapapun yang mau silaturohim, sowan Yai. Silakan. Pintu sowan akan selalu terbuka.”

Untuk para jamaah yang kebingungan dan bertanya entah melalui telepon, sms amupun wa, selama keadaan aman. Pintu rumah Yai Anam akan terbuka untuk kalian yang mau sowan.

Ngawi, 25 Mei 2020.


Minggu, 24 Mei 2020

Gus Kagak Bisa Ngaji,, Lewat

Bersama saudara-saudara di saat hari raya adalah suatu yang dinanti-nanti termasuk oleh diriku di sana kita akan menemukan momen yang tidak bisa kita nikmati selain hari tersebut momen silaturahim momen berbagi THR dan momen diskusi momen terakhir inilah yang aku akan pergi di postingan ini    Pembahasan diskusi seputar kehidupan para Gus Gus adalah istilah putra dari seorang Kyai kehebatan tirakat dan keilmuan Gus menjadi pembicaraan yang menarik dari Gus Baha yang lagi tenar Gus Kautsar yang mempunyai kemampuan hafalan sekolah dan kuskus yang lainnya termasuk para Kiai Bapak dari paragraf tersebut     "Mumpung sampeyan masih kecil jadi manfaatkan untuk membaca Apa saja belajar apa saja Gus Baha itu setiap pagi berada di ruangan khusus untuk mengkaji dan membaca." pesan Mas Rosyid, putra ke-2 Abahku, Yai Anam.     Banyak hal yang dia bicarakan termasuk Bagaimana melejitkan kemampuan para Gus, di Ploso misalnya ada yang namanya private gus, "Gus Kok nggak bisa ngaji... lewat!!!!"     Aku mulai mencoba membanding-banding diriku, aku ini apa iya seorang Gus seperti kata sebagian kecil orang yang memanggilku. Atau hanya seorang ustadz layaknya orang-orang kulonan yang menyematkan gelar bagi siapapun yang bisa mengajar putra putri mereka meski hanya alif ba ta.  Ah, entahlah.. Masa Bodo  Yang paling penting dari bincang-bincang ini sebenarnya bagaiamana aku harus meningkatkan kualitas diri agar bisa mensejajari mereka, jikapun tidak bisa minimal punya semangat dan kemauan untuk itu. Meski dengan kemampuan seadanya.  Andaipun nantinya aku belum bisa jadi Ustadz atau Gus atau apapun karena kemampuanku yang terbatas ini, minimal aku bisa dekat dengan orang-orang hebat itu. Biar terciprat hebat pula, seperti yang digambarkan Baginda Nabi Muhammad SAW dalam cuplikan hadisnya, “Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.”  Karena di hadapanku hari ini tengah terhampar sebuah lembaga besar atau sedang membesar, Lembaga yang yang sudah berdiri sejak tahun 1995 lalu. Nurul Burhan.  Mau menjadi apa lembaga ini nantinya akan tergantung oleh tangan-tangan dzurriyah Mbah Yai yang saat ini sedang berada bersamaku, Mas Habib, Mas Rasyid, Dek Dzilhaq dan Dek Robert.  Ngawi, 25 Mei 2020
Bersama saudara-saudara di saat hari raya adalah suatu yang dinanti-nanti termasuk oleh diriku di sana kita akan menemukan momen yang tidak bisa kita nikmati selain hari tersebut momen silaturahim momen berbagi THR dan momen diskusi momen terakhir inilah yang aku akan pergi di postingan ini

Penampilan Nyentrik Sang Calon Imam

Penampilan Nyentrik Sang Calon Imam
Hari ini aku diajari abahku, KH. Asroful Anam bagaimana cara berpenampilan layak di depan publik. Tepat saat bersama berangkat ke masjid As Sholikhin guna menunaikan shalat Idul Fitri beliau menegurku, “imam kok penampilane nggak meyakinkan.” Saat itu aku mengenakan pakaian polos putih dengan sarung corak hitam abu-abu.

“Kulo mboten ngimami Bah,” ujarku membela diri.

Selasa, 19 Mei 2020

Tips - Pengalamanku Mengambil Dana BOS

Tips - Pengalamanku Mengambil Dana BOS
Hari ini untuk ke sekian kali aku harus mendatangi Bank Jatim demi memastikan pencairan Dana BOS untuk kuartal 2 (Triwulan 2). Secara kepastian jumlah, entah. Hanya info yang beredar sudah cair. Alhamdulillah....

Trending - Lirik Lagu Ora Iso Muleh by Didi Kempot

Trending - Lirik Lagu Ora  Iso Muleh by Didi Kempot
Mak bapak aku ora biso mulih
(Ibu bapak aku tidak bisa pulang)
Bada iki atiku sedih
(Lebaran ini hatiku sedih)

Jumat, 15 Mei 2020

Trending -Lirik Lagu Ojo Mudik Didi Kempot

Trending -Lirik Lagu Ojo Mudik Didi Kempot
Mak bedunduk

Mak pethungul

Virus corona Nengngopo kowe njedhul

Mak bedunduk

Mak pethungul

Ojo cedhak-cedhak Awas ojo podho ngumpul

Sabtu, 09 Mei 2020

Keutamaan Shalawat Al Ummiy

Keutamaan Shalawat Al Ummiy
Pada malam dan hari Jumat, kita sangat dianjurkan untuk memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi Saw.

 

Hal ini biasa juga disampaikan oleh KH. Asroful Anam, pengasuh Ponpes Nurul Burhan kepada santri-santri nya. Satu di antara nya adalah Sholawat Al Ummiy

Dalam sebuah kesempatan saat berbicara, beliau menyatakan kalau shalawat ini diijazahkan oleh seorang kyai dari Bumiayu, yang juga sering keliling ke wilayah Kediri, Ponorogo, Nganjuk juga Ngawi.

Kamis, 07 Mei 2020

Trending - Lirik Lagu Aisyah Istri Rasulullah

Mulia indah cantik berseri Kulit putih bersih merah dipipimu Dia Aisyah putri Abu Bakar Istri Rasulullah  Sungguh sweet Nabi mencintamu Hingga Nabi minum di bekas bibirmu Bila marah, Nabi kan bermanja Mencubit hidungnya  Aisyah… Romantisnya cintamu dengan Nabi Dengan baginda kau pernah main lari-lari Selalu bersama hingga ujung nyawa Kau disamping Rasulullah…  Aisyah… Sungguh manis oh sirah kasih cintamu Bukan persis novel mula benci jadi rindu Kau istri tercinta Ya Aisyah Humairah… Rasul sayang, kasih, Rasul cintamu Mulia indah cantik berseri Kulit putih bersih merah dipipimu Dia Aisyah putri Abu Bakar Istri Rasullallah  Sungguh sweet Nabi mencintamu Bila lelah Nabi baring di jilbabmu Seketika kau pula bermanja Mengikat rambutnya  Aisyah… Romantisnya cintamu dengan Nabi Dengan baginda kau pernah main lari-lari Selalu bersama hingga ujung nyawa Kau disamping Rasulullah…   Aisyah… Sungguh manis oh sirah kasih cintamu Bukan persis novel mula benci jadi rindu Kau istri tercinta Ya aisyah Humairah… Rasul sayang, kasih, Rasul cintamu
Lagu Aisyah Istri Rasulullah menjadi trending di YouTube. Salah satu versi lagu itu yang paling banyak yang ditonton adalah  milik Syakir Dauly dan Sabyan Gambus. Sampai Sabtu 11 April 2020, video lagu tersebut telah ditonton lebih dari 30 juta kali di YouTube. 

Nah, biar nggak pada penasaran dan ketinggalan jaman. Berikut adalah lirik lagu Aisyah Istri Rasulullah

Minggu, 08 Maret 2020

Lirik Sholawat Syi’ir Tanpo Waton

Lirik Sholawat

Syi’ir Tanpo Waton
أَسْــــتَغْفِرُ الله رَبَّ الْبَــرَايَـــا
  أَسْـــتَغْفِرُ الله مِـــنَ الْخَطَــايَا
رَبِّ زِدْنِـــيْ عِلْمًــــا نَــــافِعًا
  وَوَفِّـــــقْنِي عَمَـــــلًا صَـالِحًا

يَــــارَسُوْلَ الله سَـــلَامٌ عَلَيْك
  يَـــارَفِيـْعَ الشَّــانِ وَ الـــدَّرَجِ
عَطْفَـــةً يَـــاجِيْرَةَ الْـــعَلَـمِ
  يَــــاأُهَــيْلَ الْجُـــوْدِ والْكَــرَمِ

Ngawiti ingsun nglalar syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo petungan 2X