Rabu, 31 Agustus 2016

Mukaddimah Tahfizh: Teladan Nabi Ibrahim

Mukaddimah Tahfizh:
Teladan Nabi Ibrahim

Hari ini aku mengawali pembelajaran pagi dengan membaca secara bersama dan bergantian surat Al Baqarah ayat 124. Ayat yang menerangkan tentang ujian keimanan yang Allah berikan kepada Nabi Ibrahim Alaihis Salam.
Berqurban: Meneladani Ibrahim
Di antara ujian itu adalah keharusan menghadapi Raja Namrud Laknatullah. Sehingga membuat beliau harus dibakar dengan kobaran api yang amat besar. Ada juga teladan kehidupan keluarga beliau saat menghadapi kecemburuan dari Siti Sarah karena Siti Hajar yang notabene merupakan istri kedua melahirkan Ismail. Karena itu pula beliau menghijrahkan keluarga keduanya ke Mekah, negeri yang saat itu amat tandus dan gersang.
Belum selesai sampai di sana, Ibrahim mendapat ujian yang lebih besar. Anak kesayangan beliau harus di kurbankan layaknya hewan qurban. Masyaallah
Ujian demi ujian terus berdatangan. Namun justru dari sanalah derajat beliau menjadi tinggi.

Allah berfirman, “Sesungguhnya aku hendak menjadikanmu (Ibrahim) imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata, “dan aku mohon juga dari keturunanku.” Allah menjawab, “janjiku ini tidak mengenai orang-orang yang dzolim.” (Al Baqarah:124)


Ibarat pohon, makin tinggi menjulang akan makin besar angin yang menerjang.
Kucoba memancing anak-anak dengan berbagai pertanyaan seputar beliau. Seperti siapa nama istri beliau, yang pertama dan kedua, tentang anak-anak beliau.
Dari lima orang muridku, Deru menjadi anak yang banyak memberikan jawaban.
Ternyata benar apa kata sebagian teman dan guru, jika Deru merupakan siswa yang cerdas dari segi akademik namun kurang dalam hal menghafal ayat-ayat dalam bidang Tahfizh.
Pe Er buatku untuk membuat kemampuan menghafalnya melebihi bidang akademik.

Selanjutnya aku mengambil pelajaran dari teladan Nabi Ibrahim, bahwa seorang siswa akan mendapat ujian yang makin besar ketika kemampuan dirinya makin meningkat. Namun tetap sebatas kemampuan yang dia miliki. Sebagaimana janji Allah dalam surat Al Baqarah 286:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.”

Terakhir, aku tutup mukadimah Tahfizh pagi ini dengan membagikan nextar check pemberian Virgiansyah beberapa hari lalu kepada lima orang muridku. Nggak banyak sih yang penting terasa.
“Salah satu teladan dari Nabi Ibrahim adalah beliau tidak mpernah makan sendirian, melainkan bersama. Saking pemurahnya beliau, tak jarang beliau mengundang orang-orang yang kurang mampu untuk makan bersama, menikmati rizki yang beliau miliki,” ujarku.

Smpit Al A’raf, 31 Agustus 2016

0 komentar:

Posting Komentar