Sowan pada Kyai, bertatap muka dan sambung silaturohim mungkin menjadi sesuatu yang spesial. Terkhusus orang spertiku yang masih santri. Orang santri biasa menyebutnya dengan ngalap barokah alias mengharap cipratan barokanya beliau-beliau yang secara garis, dekat hatinya dengan Gusti Allah. dari sana kita akan menemukan mutiara-mutiara hikmah yang kadang tidak kita dapati di belahan dunia manapun.
Seperti yang aku alami pagi ini, saat sowan pada Abah Yai
Sun, salah satu kyai sepuh di Desa Pagerwojo, Perak.
Bersamaku ada Mbak Zah, putri sulung dari keluarga besar Bani
Rohani, dan keluarganya, Mbak Yah, kakak ku nomor 5 bersama dua orang putranya,
Farikh dan Ayil. Ada juga adekku, Hasim.
“Dulu waktu saya masih muda, tahun 1963 sudah mondok. Selesai
tahun 1976. Nggak lama disuruh menikah sama Abah,” Abah Yai Sun mulai
bercerita.
“Tak ada modal yang cukup selain satu keyakinan. Keyakinan akan
dawuhe Gusti Allah dalam Al Qur’an, -Nahnu Qasamnaa bainahum ma’iisyatahum- Kamilah
yang membagi di antara mereka penghidupan mereka.” Lanjut beliau. Banyak hal
yang beliau sampaikan kepada kami, terutama pada para jomblo yang saat itu
tentunya lebih ditujukan pada adekku Hasim yang sudah berumur dua enam tahun.
“Tak hanya itu, bahkan Gusti Allah dawuh, “Nahnu
Narzuqukum – Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Jadi, kesimpulannya, Ojo
Wedi Rabi!! Allah sampun andom rejeki. (Jangan takut menikah, karena jatah
rejeki sudah diatur oleh-Nya,” panjang lebar beliau membekali kami.
“Tapi ingat...” beliau memberi peringatan.
“Keyakinan itu harus dibarengi dengan sebuah petunjuk dari
Nabi melalui sabdanya, - Harrik Yadaka alias Obahno tanganmu!!” Yang
secara Indonesia berarti Gerakkan tanganmu untuk bekerja. Jangan hanya bertpang
dagu dan bermalas-malasan.
“Ngapain kerja. Kan rejeki sudah ada yang ngatur.”
Ek okk...
Itu pemikiran yang salah Cuyyy
Yang penting harus seimbang, antara ikhtiar, usaha dan doa.
Bagi yang sudah berumur dan siap menikah, menikahlah. Jangan
ditunda
Dan jangan khawatir kagak bisa ngasih makan anak bini.
Ngawi, 06 Juni 2020.
0 komentar:
Posting Komentar