KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PEMBANGUNAN BANGSA
الحمد
لله الذي تفرّد فى ملكه وبقاه وتقدّ س فى ازليّته فلا عين
تراه حكم بحكمه فى خلقه فلا معقّب لحكمه ولا رادّ لما
قضاه قسم الارزاق والاجال بين عباده هذا منعه
وهذا اعطاه وهذا اسعده وهذا اشقاه احمده
سبحانه وتعالى على ما اعطاه واشهد ان لا اله الا الله
وحده لا شريك له شهادة من شهد ها يبلغ مناه واشهد
اانّ
سيّدنا ونبيّنا محمّدا عبده ورسوله سيّدُ اَنْبِيَاهُ اللهمّ
صلّ وسلّم على سيّدنا ونبيّنا محمّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ وَ مَنْ
وَالاهُ . امّا بَعْدُ. فيا ايّهَا النّاسُ
اتّقُوا الله فَقَدْ فَازَ مَنِ اتّقَاهُ
Dr.
Yusuf Qordowi dalam bukunya musskylatul fakry wakaifa a’la jahlil islam
mengungkapkan islam saat ini tengah menghadapi persoalan besar lagi mendasar
yakni berada dalam kondisi kemiskinan, kebodohan,dan keterbelakangan.
Prof.
Dr. Nurcholis Majid pun menegaskan islam memiliki ajaran visioner dan
revolusioner, tetapi anehnya kondisi umat islam saat ini betul-betul dicengkram
oleh gurita kemiskinan dan kebodohan.
Kualitas SDM dan Pembangunan Bangsa |
Demikianlah
hadirin, potret nyata rendahnya SDM yang berefek langsung kepada kondisi bangsa
ini. Oleh karena itu Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Bangsa
merupakan judul Syarhil Qur’an kami kali ini dengan landasan Al-Qur’an surah
Al-Mujadillah ayat 11 :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) @Ï% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿt ª!$# öNä3s9 ( #sÎ)ur @Ï% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùöt ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uy 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya:
"Hai orang-orang beriman
apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Hadirin..
Ayat
tadi merupakan landasan teologis dalam mewujudkan SDM yang berkualitas, untuk
membangun bangsa yakni melalui peningkatan ilmu pengetahuan yang berbasiskan
keimanan. Menurut Dr. Muhammad Sulaiman
Al-Asqori dalam zubdath at-tafsir min fath alqadir bahwa “Barang siapa yang
berkumpul dalam diri seseorang iman dan ilmu maka Allah akan mengangkat derajat
orang tersebut dengan keimanannya dan kemudian dengan kadar ilmu pengetahuannya
beberap derajat”.
Dengan
demikian hadirin untuk meyiapkan SDM yang berkualitas kita harus menciptakan
pendidikan yang memberdayakan potensi iman dan ilmu, sehingga nantinya terciptalah
SDM yang handal dan profesional.
Tapi
sebaliknya hadirin, jika ilmu tanpa didasari iman maka hanya akan melahirkan
model manusia jahiliyah, akidahnya lemah apalagi imannya, dan kerjaannya hanya
membuat hancur bangsa dan negara. Selain itu hadirin, akibat lemahnya iman dan
keyakinan, ilmu pengetahuan di salahgunakan, yang seharusnya menuntun ke jalan
kebaikan malah menjerumuskan pada tingkat kebiadaban, kezaliman, dan
kesewenang-wenangan. Perhatikanlah akhir-akhir ini kejahatan banyak dilakukan
oleh orang-orang berpendidikan, berilmu, dan berwawasan. Orang-orang miskin
kalau mencuri hanya untuk makan sehari-hari, orang bodoh kalaupun mencuri hanya
untuk mendapatkan sesuap nasi. Namun, jika maling-maling berpendidikan dan
berdasi mulai beraksi dengan bersenjatakan pena, mengutak-atik dan memanipulasi
data hanya dengan sekejap mata hadirin mereka mampu merogoh uang negara dengan
nilai milyaran rupiah. Bukankah saat ini kita sedang dibuat bingung siapakah
sebenarnya yang maling. Polisi kena, jaksa kena, hakim kena, pengacara kena,
bahkan KPKnya pun kena.
Demikianlah
hadirin akibat ilmu yang tidak diimbangi dengan keimanan. Lalu apa yang harus
kita lakukan setelah mendapatkan ilmu pengetahuan? Sebagai jawabannya, kita
renungkan firman Allah dalam Al-Quran surah Attaubah ayat 105 :
Artinya
: Dan Katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya sert orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepda kamu
apa yang telah kamu kerjakan.
Pada
ayat tadi terdapat kalimat i’maluu “bekerjalah kamu sesuai dengan skill,
profesi, dan keilmuan masing-masing.” Demikian penafsiran imam Ali Ash-Shabuni
dalam Shofwat At-tafsir. Jika kita kaji lebih dalam hadirin ayat tadi diawali
dengan kalimat i’ malu istimbatnya i’malu adalah lafadz amr kaedah usul fiqih
mengatakan al aslu fil amri lil wujub pada dasarnya setiap perintah itu
menunjukkan adanya suatu kewajiban. Oleh karena itu wajib hukunya bagi saya, saudara
dan seluruh insan beriman untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
Berkaitan
dengan hal tersebut Prof. Dr. Quraish Shihab menjelaskan pada ayat tersebut ada
3 perintah Allah kepada kita :
1.
Kita harus memiliki mental baja tidak
mudah menyerah dan selalu berusaha
2.
Kita harus memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya
3.
Dalam bekerja kita harus senantiasa
bertawakkal kepada Allah SWT.
Jika
hal tersebut telah kita kerjakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka
bangsa kita pasti akan memiliki etos kerja yang berkualitas yang mampu
membangun bangsa kita. Sebab sejarah
membuktikan, bukankah dengan etos kerja yang tinggi lahirlah orang-orang besar
yang mampu merubah peradaban dunia? Bukankah banyak orang-orang besar yang
mengawali karirnya hanya dengan berjualan koran? Tapi bukan jualan korannya
yang kita ikuti, etos kerjanya yang harus kita teladani.
Dengan
demikian hadirin agar tercipta SDM yng berkualitas, selain harus menguasai ilmu
pengetahuan, juga dituntun untuk memiliki etos kerja yang berkualitas sehingga
ilmunya bukan hanya sekedar ilmu tapi juga bernilai amal, sehingga apabila
sikap ini dikerjakan oleh insan-insan beriman maka Allah akan memberikan
balasan berupa pahala yang berlimpah. Inilah
janji Allah sebagaimana didalam Al-Quran surah Al-maidah ayat 9.
Artinya
: Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal
saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Dengan
demikian dapat kita simpulkan, bahwa untuk memajukan suatu bangsa dalam lingkup
besar dan pendidikan dalam skala kecil maka dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas, dan untuk menciptakan SDM yang berkualitas maka diperlukan
pendidikan yang berbasis ilmu dan iman, serta diimbangi dengan etos kerja yang
tinggi. Sebab dengan etos kerja, kualitas ilmu, dan iman, maka SDM akan mampu
membangun bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga
Allah SWT menjadikan kita generasi yang berkualitas, bependidikan dengan basis
ilmu dan iman, amiin amiin ya robbal alamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabrakatuh.
0 komentar:
Posting Komentar