Jumat, 12 Agustus 2016

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBANGUNAN BANGSA

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PEMBANGUNAN BANGSA
الحمد لله الذي تفرّد فى ملكه وبقاه   وتقدّ س فى ازليّته فلا عين تراه    حكم بحكمه فى خلقه فلا معقّب لحكمه  ولا رادّ لما قضاه    قسم الارزاق والاجال بين عباده    هذا منعه وهذا اعطاه    وهذا اسعده وهذا اشقاه    احمده سبحانه وتعالى على ما اعطاه     واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له شهادة من شهد ها يبلغ مناه    واشهد
اانّ سيّدنا ونبيّنا محمّدا عبده ورسوله سيّدُ اَنْبِيَاهُ    اللهمّ صلّ وسلّم على سيّدنا ونبيّنا محمّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ  وَ مَنْ وَالاهُ .    امّا بَعْدُ.    فيا ايّهَا النّاسُ اتّقُوا الله فَقَدْ فَازَ مَنِ اتّقَاهُ


Dr. Yusuf Qordowi dalam bukunya musskylatul fakry wakaifa a’la jahlil islam mengungkapkan islam saat ini tengah menghadapi persoalan besar lagi mendasar yakni berada dalam kondisi kemiskinan, kebodohan,dan keterbelakangan.
Prof. Dr. Nurcholis Majid pun menegaskan islam memiliki ajaran visioner dan revolusioner, tetapi anehnya kondisi umat islam saat ini betul-betul dicengkram oleh gurita kemiskinan dan kebodohan.
Kualitas SDM dan Pembangunan Bangsa
Ungkapan tersebut bukan hanya mengumbar kata tanpa fakta sebab secara de jure dan de facto kita kalah dari Amerika yang kapitalis, kita jauh tertinggal oleh cina yang konfucionis, bahkan kita jauh terbelakang oleh Jepang yang budis tausis.  Dampaknya hadirin kita hanya menjadi bangsa yang berjiwa pengemis, bermental apatis, dan berwatak iblis, fikirannya kotor jiwanya kendor mentalnya molor kerjanya hanya mondar-mandir dan melakukan hal yang tidak jelas, betul.

Demikianlah hadirin, potret nyata rendahnya SDM yang berefek langsung kepada kondisi bangsa ini. Oleh karena itu Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Bangsa merupakan judul Syarhil Qur’an kami kali ini dengan landasan Al-Qur’an surah Al-Mujadillah ayat 11 :
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) Ÿ@ŠÏ% öNä3s9 (#qßs¡¡xÿs? Îû ħÎ=»yfyJø9$# (#qßs|¡øù$$sù Ëx|¡øÿtƒ ª!$# öNä3s9 ( #sŒÎ)ur Ÿ@ŠÏ% (#râà±S$# (#râà±S$$sù Æìsùötƒ ª!$# tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ZÏB tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M»y_uyŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ  
Artinya:
"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Hadirin..
Ayat tadi merupakan landasan teologis dalam mewujudkan SDM yang berkualitas, untuk membangun bangsa yakni melalui peningkatan ilmu pengetahuan yang berbasiskan keimanan.  Menurut Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam zubdath at-tafsir min fath alqadir bahwa “Barang siapa yang berkumpul dalam diri seseorang iman dan ilmu maka Allah akan mengangkat derajat orang tersebut dengan keimanannya dan kemudian dengan kadar ilmu pengetahuannya beberap derajat”.
Dengan demikian hadirin untuk meyiapkan SDM yang berkualitas kita harus menciptakan pendidikan yang memberdayakan potensi iman dan ilmu, sehingga nantinya terciptalah SDM yang handal dan profesional.
Tapi sebaliknya hadirin, jika ilmu tanpa didasari iman maka hanya akan melahirkan model manusia jahiliyah, akidahnya lemah apalagi imannya, dan kerjaannya hanya membuat hancur bangsa dan negara. Selain itu hadirin, akibat lemahnya iman dan keyakinan, ilmu pengetahuan di salahgunakan, yang seharusnya menuntun ke jalan kebaikan malah menjerumuskan pada tingkat kebiadaban, kezaliman, dan kesewenang-wenangan. Perhatikanlah akhir-akhir ini kejahatan banyak dilakukan oleh orang-orang berpendidikan, berilmu, dan berwawasan. Orang-orang miskin kalau mencuri hanya untuk makan sehari-hari, orang bodoh kalaupun mencuri hanya untuk mendapatkan sesuap nasi. Namun, jika maling-maling berpendidikan dan berdasi mulai beraksi dengan bersenjatakan pena, mengutak-atik dan memanipulasi data hanya dengan sekejap mata hadirin mereka mampu merogoh uang negara dengan nilai milyaran rupiah. Bukankah saat ini kita sedang dibuat bingung siapakah sebenarnya yang maling. Polisi kena, jaksa kena, hakim kena, pengacara kena, bahkan KPKnya pun kena.
Demikianlah hadirin akibat ilmu yang tidak diimbangi dengan keimanan. Lalu apa yang harus kita lakukan setelah mendapatkan ilmu pengetahuan? Sebagai jawabannya, kita renungkan firman Allah dalam Al-Quran surah Attaubah ayat 105 :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF_f_s1CsU1mUzpM72CuUo3rZ9ztM9x5qIQw2yE0C2DRbPK_Z2yXFkMmkQTzoSdJQEDFQgYnWucVUkOa0L2qeh_n7U9V3PIAgr9iU8GtnJbFDv_TfsBsQkcIzREFBpsKQ_NYRkecQGztly/s1600/9_105.png
Artinya : Dan Katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya sert orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepda kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Pada ayat tadi terdapat kalimat i’maluu “bekerjalah kamu sesuai dengan skill, profesi, dan keilmuan masing-masing.” Demikian penafsiran imam Ali Ash-Shabuni dalam Shofwat At-tafsir. Jika kita kaji lebih dalam hadirin ayat tadi diawali dengan kalimat i’ malu istimbatnya i’malu adalah lafadz amr kaedah usul fiqih mengatakan al aslu fil amri lil wujub pada dasarnya setiap perintah itu menunjukkan adanya suatu kewajiban. Oleh karena itu wajib hukunya bagi saya, saudara dan seluruh insan beriman untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Berkaitan dengan hal tersebut Prof. Dr. Quraish Shihab menjelaskan pada ayat tersebut ada 3 perintah Allah kepada kita :
1.                   Kita harus memiliki mental baja tidak mudah menyerah dan selalu berusaha
2.                   Kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
3.                   Dalam bekerja kita harus senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT.
Jika hal tersebut telah kita kerjakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka bangsa kita pasti akan memiliki etos kerja yang berkualitas yang mampu membangun bangsa kita.  Sebab sejarah membuktikan, bukankah dengan etos kerja yang tinggi lahirlah orang-orang besar yang mampu merubah peradaban dunia? Bukankah banyak orang-orang besar yang mengawali karirnya hanya dengan berjualan koran? Tapi bukan jualan korannya yang kita ikuti, etos kerjanya yang harus kita teladani.
Dengan demikian hadirin agar tercipta SDM yng berkualitas, selain harus menguasai ilmu pengetahuan, juga dituntun untuk memiliki etos kerja yang berkualitas sehingga ilmunya bukan hanya sekedar ilmu tapi juga bernilai amal, sehingga apabila sikap ini dikerjakan oleh insan-insan beriman maka Allah akan memberikan balasan berupa pahala yang berlimpah.  Inilah janji Allah sebagaimana didalam Al-Quran surah Al-maidah ayat 9.
http://www.theonlyquran.com/quran_text/5_9.png
Artinya : Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Dengan demikian dapat kita simpulkan, bahwa untuk memajukan suatu bangsa dalam lingkup besar dan pendidikan dalam skala kecil  maka dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan untuk menciptakan SDM yang berkualitas maka diperlukan pendidikan yang berbasis ilmu dan iman, serta diimbangi dengan etos kerja yang tinggi. Sebab dengan etos kerja, kualitas ilmu, dan iman, maka SDM akan mampu membangun bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.

Semoga Allah SWT menjadikan kita generasi yang berkualitas, bependidikan dengan basis ilmu dan iman, amiin amiin ya robbal alamiin.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabrakatuh.

0 komentar:

Posting Komentar