Subuh: 10
Menit Yang Terbuang
Allahu akbar Allahu Akbar
Laa Ilaaha Illallahu
Suara adzan terdengar mengalun merdu, sayup
terdengar di telingaku. Mataku masih terasa berat untuk dibuka, rasa kantuk
masih terus terasa. Aku merasa ada yang aneh.
Kok sepi
Kok adzan Cuma satu suara, biasanya
bersahutan satu dengan yang lainnya.
Bergegas aku bangun dari tidurku,
membersihkan diri di toilet. Keanehan mulai tampak nyata kala sampai depan
kamar anak-anak. Tidak tampak batang hidung mereka, tidak tampak pula sandal
yang biasanya berserakan di depan asrama.
Telat.
Sesampai di kamar, kulihat jam tangan yang
aku simpan di jendela, 05.00. hmmm, salahku juga kenapa tidak memperhatikan jam
berapa biasanya shalat subuh dilaksanakan di masjid Al Araf. Hadeeeh.
Rasa bimbang terus menyergap, shalat
sendirikah di kamar?
Atau bergegas ke masjid menyusul jamaah,
dengan status masbuq sebagai resikonya?
Bingung.
Aku putuskan shalat sendiri di kamar. Dan
bergegas ke masjid menjalankan kewajiban sebagai guru tahfizh.
“Sudah selesai pak shalat jamaahsubuhnya?”
tanyaku saat ketemu Pak Adhi yang baru keluar dari masjid
“Sudah Pak, itu baru mau baca matsurat,”
jawab Pak Adhi sambil berlalu pergi.
Astaghfirullah
Tak ada pilihan, selain masuk ke masjid dan
berkumpul bersama membaca matsurat.
Padahal sedari awal aku putuskan, jika ntar
masih shalat aku akan ikut berjamaah. Tapi harapan itu tinggalllah harapan.
Akupun duduk.
Kulihat jam dihandphone, 05.10.
Andai saja pukul 05.00 tadi langsung ke
masjid, tanpa perlu bimbang berpikir, tanpa ragu memilih.
Tentu 10 menit ini tidak akan terbuang
percuma.
Smpit Al
Araf, 18 Augustus 2016
0 komentar:
Posting Komentar