Ketegasan
Berbuah Tamparan
Ringan
Pelajaran yang aku sampaikan belumlah genap
seperempat jam saat murid yang aku ajar terus-terusan rame. Bukan karena
antusias belajar, rebutan bertanya atau hal positif lainnya yang membuat mereka
gaduh. Namun karena ada objek olok-olokan yang mengarah pada satu orang, Fajar,
seorang murid SMP di sini yang entah karena faktor apa dia dibully.
“Sudah, sudah,” kataku menenangkan.
Dan anak-anak pun tenang. Sayang, ketenangan
itu tidak bertahan lama.
Kegaduhan kembali terjadi, hingga main gebrak
bangku beberapa kali.
“Tenang, tenang, tolong diperhatikan terlebih
dahulu,” pintaku sekali lagi.
Ini adalah kali kedua aku masuk mengisi
pelajaran di kelas 7. Seperti ada yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. Entah
karena waktu itu mereka baru kenal diriku atau karena sekarang ini saja mereka mendapati
diriku sebagai guru yang kalem.
“Plak.. Plak,”
Entah energi dari mana yang menggerakkan
tangan ini.
Tiba-tiba saja buku tulis yang aku pakai
mengajar aku alih fungsikan sebagai alat pemukul. Ya aku memukul kepala bagian
belakang muridku dengan buku.
Memakai tenaga tentunya.
Sakit kah?
Entahlah.
Dan semua jadi hening
Aku coba mengendalikan emosi dengan
menerangkan ajaran-ajaran positif tentang menghormati teman-teman. Tanpa harus
mencelanya jika dia mempunyai kekurangan.
“Ingatlah yang mencela belum tentu lebih baik
dari yang dicela,” begitulah pelajaran yang ada dalam Al Quran
Namun entah karena sifat bawaan yang rada
kalem, ketenangan mereka di kelas membuatku menjadi tak tenang. Aku merasa
memukul barusan dengan emosi bukan ketegasan.
Faqih korbannya,
nggak sakit sih tapi aku yakin ini bakal menjadi peristiwa yang dikenang. Aku yang
sabar tiba-tiba terlampau emosi. Bukan teriakan atau gertakan lagi, tapi keplakan
(jawa).
Sebenarnya sudah dua hari ini dia mengejek
kawannya, tak hanya Fajar. Dan hari ini mungkin sudah cukup untuk membuatnya
tidak mengulangi, minimal tidak sesering sebelumnya.
Alhasil, selama seharian dari kejadian
wajahnya tampak memncarkan rasa takut.
Dan aku berharap semua menjadi baik, karena
tak ada niatan untuk menjahati selain memberikan pendidikan semenjak dini.
Smpit Al A’raf,
24 Agustus 2016
0 komentar:
Posting Komentar