Rabu, 24 Agustus 2016

Ketegasan Berbuah Tamparan Ringan

Ketegasan
Berbuah Tamparan Ringan

Pelajaran yang aku sampaikan belumlah genap seperempat jam saat murid yang aku ajar terus-terusan rame. Bukan karena antusias belajar, rebutan bertanya atau hal positif lainnya yang membuat mereka gaduh. Namun karena ada objek olok-olokan yang mengarah pada satu orang, Fajar, seorang murid SMP di sini yang entah karena faktor apa dia dibully.
 
Antara Pendidikan dan Ketegasan
“Sudah, sudah,” kataku menenangkan.
Dan anak-anak pun tenang. Sayang, ketenangan itu tidak bertahan lama.
Kegaduhan kembali terjadi, hingga main gebrak bangku beberapa kali.
“Tenang, tenang, tolong diperhatikan terlebih dahulu,” pintaku sekali lagi.
Ini adalah kali kedua aku masuk mengisi pelajaran di kelas 7. Seperti ada yang berbeda dari pertemuan sebelumnya. Entah karena waktu itu mereka baru kenal diriku atau karena sekarang ini saja mereka mendapati diriku sebagai guru yang kalem.

“Plak.. Plak,”

Entah energi dari mana yang menggerakkan tangan ini.
Tiba-tiba saja buku tulis yang aku pakai mengajar aku alih fungsikan sebagai alat pemukul. Ya aku memukul kepala bagian belakang muridku dengan buku.
Memakai tenaga tentunya.
Sakit kah?
Entahlah.
Dan semua jadi hening
Aku coba mengendalikan emosi dengan menerangkan ajaran-ajaran positif tentang menghormati teman-teman. Tanpa harus mencelanya jika dia mempunyai kekurangan.

“Ingatlah yang mencela belum tentu lebih baik dari yang dicela,” begitulah pelajaran yang ada dalam Al Quran

Namun entah karena sifat bawaan yang rada kalem, ketenangan mereka di kelas membuatku menjadi tak tenang. Aku merasa memukul barusan dengan emosi bukan ketegasan.
Faqih korbannya, nggak sakit sih tapi aku yakin ini bakal menjadi peristiwa yang dikenang. Aku yang sabar tiba-tiba terlampau emosi. Bukan teriakan atau gertakan lagi, tapi keplakan (jawa).
Sebenarnya sudah dua hari ini dia mengejek kawannya, tak hanya Fajar. Dan hari ini mungkin sudah cukup untuk membuatnya tidak mengulangi, minimal tidak sesering sebelumnya.
Alhasil, selama seharian dari kejadian wajahnya tampak memncarkan rasa takut.
Dan aku berharap semua menjadi baik, karena tak ada niatan untuk menjahati selain memberikan pendidikan semenjak dini.

Smpit Al A’raf, 24 Agustus 2016 

0 komentar:

Posting Komentar