Selasa, 04 Oktober 2016

Ada Apa Dengan Sekolah Tahfizh Al Araf

Ada Apa Dengan Sekolah Tahfizh Al Araf

“Kamu sekolah di mana?”
“Di SMPIT Al Araf.”
“Di sana program unggulannya apa?”
“Tahfizh.”
“Apa?”
“Tahfizh. Ya, program tahfizh Al Quran yang sedang menjadi unggulan di sana.”
 
Sekolah tahfizh Al Araf: Dhafin
Memang, tahfizh Al Quran menjadi nilai jual tersendiri di sekolah ini. Nilai yang mampu menarik minat banyak orang sehingga ingin menyekolahkan anaknya. Yang membuat banyak orangtua melirik dan berdiam sejenak untuk sekedar survei dan memastikan program unggulan ini. Benarkah adanya?
Secara personal, aku menjadi orang yang pertama bertanggung jawab kala ada orang yang memintai pertanggungjawaban anaknya yang sudah berada di sekolah ini. Karena aku menjadi koordinatornya.

“Kalau Fauzi sekarang hafalan sudah sampai mana?” tanya Ayah Fauzi.
Deg.

Katanya aku adalah orang pertama yang bertanggung jawab. Tapi saat ditanya malah kelimpungan.
“Maaf pak, kalau kelas 9 itu menjadi tanggung jawab Pak Yano dan Pak Sigit. Tapi yang saya tahu beberapa pekan terakhir dia setor juz 7. Mungkin sekarang sudah lebih banyak,” jawabku sedikit mengingat.
“Tapi setahun lalu, dia wisuda sudah mendapatkan hafalan 7 juz, terhitung dari juz 29 dan 30 plus 1 sampai 5 juz. Sekarang malah melambat. Kenapa ya?”
Aku pun hanya bisa mengimbangi dengan fakta di lapangan yang aku bisa. Selebihnya kurang tahu. Pasalnya, setahun belakangan aku off dari sekolah ini. Dan tak begitu banyak tahu kondisi dilapangan, selama setahun terakhir.

“Mungkin karena selama setahun kemarin sekolah ini kehilangan identitas. Dahulu ada program takhassus. Fauzi dan beberapa anak ikut. Ketika ada acara paskibra, dia ikut pula. Saat ada perlombaan O2SN, dia ikut andil. Jadilah mondar mandir ndak fokus,” ujar ayah Fauzi menerka kondisi anaknya sendiri.
Entah ini sebuah sindiran, tamparan atau pukulan bagiku sebagai koordinator tahfizh. Jujur saja aku bingung. Ada apa dengan sekolah ini. Lebih jelasnya, ada apa dengan program unggulan tahfizh di sekolah ini?
Ini baru komplen dari satu orang, bisa jadi ini menjadi perwakilan suara orangtua yang lainnya.

Lain Fauzi lain halnya dengan Dhafin. Dia juga bagian dari program takhassus yang dulu pernah aku dan Ust. Jalil kawanku canangkan. Kini?

“Aslm.Ust gmn Dhafin sudah dijadwal. Mohon infonya. Dhafin wakt Sbtu ke Al Araf sudah mau untuk privat,” sebuah whatsapp datang menyapa Hp ku. Dari ayah Dhafin.
Aku hanya bisa menjelaskan kondisi hafalan Dhafin di lapangan. Agak kacau.
“Program tahfizh di Al Araf gmana sekarang. Kok bisa kacau?”
“Untuk menghapal dan setorannya dijadwal aja. Sy minta bantuan ust utk terjadwal semacam privat.”

Satu keluhan sekaligus permohonan dari orangtua. Yang ternyata bukan dari satu orang saja. Yang tahu beliau bercerita bahwa dia sudah banyak mengeluarkan biaya, capek harus ke sana kemari demi mengejar hafalan anaknya yang kini sudah mencapai belasan juz. Tapi dia begitu kecewa, kala anak yang dia harapkan hafalannya hampir dipastikan banyak yang lupa.

Ah, sekali lagi aku harus bertanya, ada apa dengan program tahfizh yang notabene sebagai program unggulan ini?
Aku sadar hafalan anak-anak di sini agak sedikit di bawah standar, mereka yang pernah menghafal tapi lupa akan hafalan yang telah mereka hafal. Hanya sebatas pernah hafal, bukan masih hafal.
Benarlah sabda Nabi SAW, bahwa Al Quran itu lebih cepat hilangnya daripada unta yang terikat.

Kasihan mereka yang telah memberi amanah dan kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang mereka harap. Mereka yang telah berkorban, namun tak mendapatkan apa yang mereka idamkan. Mereka yang .... Mereka yang ....

Tidak ada pilihan, selain melakukan pembenahan. Dimulai dari para gurunya yang pasti, berlanjut pada evaluasi program selanjutnya follow up terhadap hafalan anak.
Kapan dimulai?
Kapan lagi kalau tidak dari sekarang?

SMPIT AL ARAF, 04 Oktober 20016

0 komentar:

Posting Komentar