Sabtu, 30 Mei 2020

Inspiratif - Hikmah Membaca Al Quran


Sudah menjadi rutinitas bagi kami, santri Ponpes Nurul Burhan di setiap sore hari Jumat, ngaos sareng Surah Al Kahfi. Dengan harapan ngalap barokah dawuhe Kanjeng Nabi Muhammad seputar Fadhilah Surat AL Kahfi.  Sebelum ngaji, ada kisah yang aku dapatkan dari grup WA. Selanjutnya aku sampaikan ke seluruh jamaah santri. Bagaimana bijaknya Kakek dalam memberi penjelasan kepada sang cucu, kala dia bertanya-tanya:     kenapa sih kita harus membaca Al Quran yang bahasanya adalah bahasa asing, bahkan harus diulang-ulang lagi.     Cucu    : “Kek, kenapa sih kita kudu baca Al Quran berulang, padahal Al Quran kan bukan bahasa kita?”  Kakek  : “Hmmmm... (mendesah). Sebentar,coba kau ambil wadah sampah di samping rumah, bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”  Cucu itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakek tersebut tertawa dan berkata,  “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali.”  Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini Cucu itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.Kakek berkata,  “Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ”  dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi.  Pada saat itu, Cucu itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Cucu itu kembali mengambil dan mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata :  ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.  Sang kakek menjawab : “Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu.”  Cucu itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ”  Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.  Subhanallah sekali bukan? Semoga setelah membaca kisah ini, kita jadi semakin semangat membaca Al-Qur’an disertai semangat untuk mempelajarinya. Barokallohu fik, semoga kisah ini bermanfaat. Amin     Kedungprahu, 02 02 19
Sudah menjadi rutinitas bagi kami, santri Ponpes Nurul Burhan di setiap sore hari Jumat, ngaos sareng Surah Al Kahfi. Dengan harapan ngalap barokah dawuhe Kanjeng Nabi Muhammad seputar Fadhilah Surat AL Kahfi.

Sebelum ngaji, ada kisah yang aku dapatkan dari grup WA. Selanjutnya aku sampaikan ke seluruh jamaah santri. Bagaimana bijaknya Kakek dalam memberi penjelasan kepada sang cucu, kala dia bertanya-tanya:

 

kenapa sih kita harus membaca Al Quran yang bahasanya adalah bahasa asing, bahkan harus diulang-ulang lagi.

 

Cucu    : “Kek, kenapa sih kita kudu baca Al Quran berulang, padahal Al Quran kan bukan bahasa kita?”

Kakek  : “Hmmmm... (mendesah). Sebentar,coba kau ambil wadah sampah di samping rumah, bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Cucu itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakek tersebut tertawa dan berkata,

“Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali.”

Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini Cucu itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.Kakek berkata,

“Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ”

dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi.

Pada saat itu, Cucu itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Cucu itu kembali mengambil dan mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata :

”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

Sang kakek menjawab : “Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu.”

Cucu itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ”

Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.

Subhanallah sekali bukan? Semoga setelah membaca kisah ini, kita jadi semakin semangat membaca Al-Qur’an disertai semangat untuk mempelajarinya. Barokallohu fik, semoga kisah ini bermanfaat. Amin

 

Kedungprahu, 02 02 19


0 komentar:

Posting Komentar