Hari ini aku bersama santri Nurul Burhan melaksanakan kegiatan salat sunah mutlak di bulan Syawal salat Sunnah ini mempunyai Fadilah yang luar biasa besar.
Salat sunah ini langsung dipimpin oleh Mbah Yai Anam,
Pengasuh Pesantren Nurul Burhan. Dalam jumlah yang beliau sampaikan salat ini
mempunyai keutamaan yang luar biasa.
Diceritakan oleh salah seorang kyai, dahulu ketika
Perpustakaan Islam di Andalusia dengan jumlah kitab karya orang muslim mencapai ratusan ribu pernah terbakar
(sengaja dibakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hampir semua kitab
yang ada di sana terbakar kecuali beberapa, di antaranya Kitab Khozinatul
Asror
Di dalamnya diceritakan satu amalan shalat sunnah yang
jarang dilakukan oleh umat Islam, padahal fadhilahnya amatlah besar. Shalat itu
adalah Shalat Sunnah Syawal (Utaqa’).
Tata cara Shalat Sunnah ini, sebagaimana dilansir
dalam situs NU Online sebagai berikut:
Shalat sunah utaqa ini mudah diamalkan. Shalat ini
berjumlah delapan rakaat. Pada setiap rakaat kita membaca surat Al-Fatihah.
Setelah Al-Fatihah, kita membaca 15 kali Surat Al-Ikhlash. Selesai shalat
delapan rakaat, kita membaca tasbih sebanyak 70 kali dan shalawat sebanyak 70
kali. Setelah itu kita berdoa sebagaimana doa usai shalat pada lazimnya. Shalat
sunah utaqa ini dapat dikerjakan siang atau malam. Shalat ini dapat dikerjakan
dengan empat atau dua salam. Shalat sunah ini juga dapat diamalkan pada tanggal
berapa saja di bulan Syawal karena tidak ada ketentuan perihal tanggal
pelaksanaannya. Shalat ini dinamai shalat utaqa (shalat pembebasan) karena
Allah SWT akan membebaskan orang yang mengamalkan shalat sunah ini dari impitan
utang dan Allah akan memenuhi hajat mereka. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
mencantumkan hadits berikut ini perihal keutamaan shalat utaqa.
“Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Allah, Tuhan yang
mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini,
melainkan Allah alirkan mata air hikmah di hatinya; Allah gerakkan lisannya
untuk mengucapkan kalimat-kalimat mengandung hikmah; dan Allah perlihatkan
kepadanya penyakit sekaligus obat dunia. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku
dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini sebagaimana aku
tunjukkan, melainkan Allah mengampuninya setiap kali ia mengangkat kepalanya dari
sujud. Kalaupun ia meninggal, maka kematiannya dinilai sebagai syahid yang
membawa ampunan Ilahi. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada
seorang hamba yang mengerjakan shalat ini di perjalanan, melainkan Allah
mudahkan perjalanan berangkat hingga pulang ke tempat yang dituju. Kalaupun ia
tengah menanggung utang, niscaya Allah akan menutup utangnya. Kalaupun ia
sedang berhajat, niscaya Allah luluskan hajatnya. Demi Allah, Tuhan yang
mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini,
melainkan Allah berikan kepadanya sebuah makhrafah untuk setiap huruf dan
setiap ayat yang dibacanya.’ Sahabat bertanya, ‘Apa itu makhrafah ya Rasul?’
Rasulullah SAW menjawab, ‘Makhrafah adalah sebuah taman di surga dimana seorang
berkuda yang berjalan di bawah naungan salah satu pohon di dalamnya selama
seratus tahun tidak juga mencapai tepi naungan itu,’”
(Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah li
Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan
pertama, 1997 M/1417, juz II, halaman 249).
Pada bulan Syawal ini kita tidak hanya dianjurkan
berpuasa sunah sebanyak enam hari. Kita juga dianjurkan untuk mengamalkan
shalat sunah utaqa ini di bulan Syawal. Baiknya kita tidak melewatkan puasa dan
shalat sunah Syawal ini mengingat keutamaan keduanya yang luar biasa
0 komentar:
Posting Komentar