Senin, 01 Juni 2020

Shalat Sunnah Syawwal - Shalat Utaqa dan Tata Caranya

Hari ini aku bersama santri Nurul Burhan melaksanakan kegiatan salat sunah mutlak di bulan Syawal salat Sunnah ini mempunyai Fadilah yang luar biasa besar. 

Salat sunah ini langsung dipimpin oleh Mbah Yai Anam, Pengasuh Pesantren Nurul Burhan. Dalam jumlah yang beliau sampaikan salat ini mempunyai keutamaan yang luar biasa. 

 

Diceritakan oleh salah seorang kyai, dahulu ketika Perpustakaan Islam di Andalusia dengan jumlah kitab karya orang muslim  mencapai ratusan ribu pernah terbakar (sengaja dibakar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hampir semua kitab yang ada di sana terbakar kecuali beberapa, di antaranya Kitab Khozinatul Asror

 

Di dalamnya diceritakan satu amalan shalat sunnah yang jarang dilakukan oleh umat Islam, padahal fadhilahnya amatlah besar. Shalat itu adalah Shalat Sunnah Syawal (Utaqa’).

 

Tata cara Shalat Sunnah ini, sebagaimana dilansir dalam situs NU Online sebagai berikut:

Shalat sunah utaqa ini mudah diamalkan. Shalat ini berjumlah delapan rakaat. Pada setiap rakaat kita membaca surat Al-Fatihah. Setelah Al-Fatihah, kita membaca 15 kali Surat Al-Ikhlash. Selesai shalat delapan rakaat, kita membaca tasbih sebanyak 70 kali dan shalawat sebanyak 70 kali. Setelah itu kita berdoa sebagaimana doa usai shalat pada lazimnya. Shalat sunah utaqa ini dapat dikerjakan siang atau malam. Shalat ini dapat dikerjakan dengan empat atau dua salam. Shalat sunah ini juga dapat diamalkan pada tanggal berapa saja di bulan Syawal karena tidak ada ketentuan perihal tanggal pelaksanaannya. Shalat ini dinamai shalat utaqa (shalat pembebasan) karena Allah SWT akan membebaskan orang yang mengamalkan shalat sunah ini dari impitan utang dan Allah akan memenuhi hajat mereka. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mencantumkan hadits berikut ini perihal keutamaan shalat utaqa.

 

“Rasulullah SAW bersabda, ‘Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini, melainkan Allah alirkan mata air hikmah di hatinya; Allah gerakkan lisannya untuk mengucapkan kalimat-kalimat mengandung hikmah; dan Allah perlihatkan kepadanya penyakit sekaligus obat dunia. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini sebagaimana aku tunjukkan, melainkan Allah mengampuninya setiap kali ia mengangkat kepalanya dari sujud. Kalaupun ia meninggal, maka kematiannya dinilai sebagai syahid yang membawa ampunan Ilahi. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini di perjalanan, melainkan Allah mudahkan perjalanan berangkat hingga pulang ke tempat yang dituju. Kalaupun ia tengah menanggung utang, niscaya Allah akan menutup utangnya. Kalaupun ia sedang berhajat, niscaya Allah luluskan hajatnya. Demi Allah, Tuhan yang mengutusku dengan haq, tiada seorang hamba yang mengerjakan shalat ini, melainkan Allah berikan kepadanya sebuah makhrafah untuk setiap huruf dan setiap ayat yang dibacanya.’ Sahabat bertanya, ‘Apa itu makhrafah ya Rasul?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Makhrafah adalah sebuah taman di surga dimana seorang berkuda yang berjalan di bawah naungan salah satu pohon di dalamnya selama seratus tahun tidak juga mencapai tepi naungan itu,’”

(Lihat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan pertama, 1997 M/1417, juz II, halaman 249).

 

Pada bulan Syawal ini kita tidak hanya dianjurkan berpuasa sunah sebanyak enam hari. Kita juga dianjurkan untuk mengamalkan shalat sunah utaqa ini di bulan Syawal. Baiknya kita tidak melewatkan puasa dan shalat sunah Syawal ini mengingat keutamaan keduanya yang luar biasa

 


0 komentar:

Posting Komentar