Minggu, 24 Mei 2020

Gus Kagak Bisa Ngaji,, Lewat

Bersama saudara-saudara di saat hari raya adalah suatu yang dinanti-nanti termasuk oleh diriku di sana kita akan menemukan momen yang tidak bisa kita nikmati selain hari tersebut momen silaturahim momen berbagi THR dan momen diskusi momen terakhir inilah yang aku akan pergi di postingan ini    Pembahasan diskusi seputar kehidupan para Gus Gus adalah istilah putra dari seorang Kyai kehebatan tirakat dan keilmuan Gus menjadi pembicaraan yang menarik dari Gus Baha yang lagi tenar Gus Kautsar yang mempunyai kemampuan hafalan sekolah dan kuskus yang lainnya termasuk para Kiai Bapak dari paragraf tersebut     "Mumpung sampeyan masih kecil jadi manfaatkan untuk membaca Apa saja belajar apa saja Gus Baha itu setiap pagi berada di ruangan khusus untuk mengkaji dan membaca." pesan Mas Rosyid, putra ke-2 Abahku, Yai Anam.     Banyak hal yang dia bicarakan termasuk Bagaimana melejitkan kemampuan para Gus, di Ploso misalnya ada yang namanya private gus, "Gus Kok nggak bisa ngaji... lewat!!!!"     Aku mulai mencoba membanding-banding diriku, aku ini apa iya seorang Gus seperti kata sebagian kecil orang yang memanggilku. Atau hanya seorang ustadz layaknya orang-orang kulonan yang menyematkan gelar bagi siapapun yang bisa mengajar putra putri mereka meski hanya alif ba ta.  Ah, entahlah.. Masa Bodo  Yang paling penting dari bincang-bincang ini sebenarnya bagaiamana aku harus meningkatkan kualitas diri agar bisa mensejajari mereka, jikapun tidak bisa minimal punya semangat dan kemauan untuk itu. Meski dengan kemampuan seadanya.  Andaipun nantinya aku belum bisa jadi Ustadz atau Gus atau apapun karena kemampuanku yang terbatas ini, minimal aku bisa dekat dengan orang-orang hebat itu. Biar terciprat hebat pula, seperti yang digambarkan Baginda Nabi Muhammad SAW dalam cuplikan hadisnya, “Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.”  Karena di hadapanku hari ini tengah terhampar sebuah lembaga besar atau sedang membesar, Lembaga yang yang sudah berdiri sejak tahun 1995 lalu. Nurul Burhan.  Mau menjadi apa lembaga ini nantinya akan tergantung oleh tangan-tangan dzurriyah Mbah Yai yang saat ini sedang berada bersamaku, Mas Habib, Mas Rasyid, Dek Dzilhaq dan Dek Robert.  Ngawi, 25 Mei 2020
Bersama saudara-saudara di saat hari raya adalah suatu yang dinanti-nanti termasuk oleh diriku di sana kita akan menemukan momen yang tidak bisa kita nikmati selain hari tersebut momen silaturahim momen berbagi THR dan momen diskusi momen terakhir inilah yang aku akan pergi di postingan ini

Pembahasan diskusi seputar kehidupan para Gus Gus adalah istilah putra dari seorang Kyai kehebatan tirakat dan keilmuan Gus menjadi pembicaraan yang menarik dari Gus Baha yang lagi tenar Gus Kautsar yang mempunyai kemampuan hafalan sekolah dan kuskus yang lainnya termasuk para Kiai Bapak dari paragraf tersebut

 

"Mumpung sampeyan masih kecil jadi manfaatkan untuk membaca Apa saja belajar apa saja Gus Baha itu setiap pagi berada di ruangan khusus untuk mengkaji dan membaca." pesan Mas Rosyid, putra ke-2 Abahku, Yai Anam.

 

Banyak hal yang dia bicarakan termasuk Bagaimana melejitkan kemampuan para Gus, di Ploso misalnya ada yang namanya private gus, "Gus Kok nggak bisa ngaji... lewat!!!!"

 

Aku mulai mencoba membanding-banding diriku, aku ini apa iya seorang Gus seperti kata sebagian kecil orang yang memanggilku. Atau hanya seorang ustadz layaknya orang-orang kulonan yang menyematkan gelar bagi siapapun yang bisa mengajar putra putri mereka meski hanya alif ba ta.

Ah, entahlah.. Masa Bodo

Yang paling penting dari bincang-bincang ini sebenarnya bagaiamana aku harus meningkatkan kualitas diri agar bisa mensejajari mereka, jikapun tidak bisa minimal punya semangat dan kemauan untuk itu. Meski dengan kemampuan seadanya.

Andaipun nantinya aku belum bisa jadi Ustadz atau Gus atau apapun karena kemampuanku yang terbatas ini, minimal aku bisa dekat dengan orang-orang hebat itu. Biar terciprat hebat pula, seperti yang digambarkan Baginda Nabi Muhammad SAW dalam cuplikan hadisnya, “Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.”

Karena di hadapanku hari ini tengah terhampar sebuah lembaga besar atau sedang membesar, Lembaga yang yang sudah berdiri sejak tahun 1995 lalu. Nurul Burhan.

Mau menjadi apa lembaga ini nantinya akan tergantung oleh tangan-tangan dzurriyah Mbah Yai yang saat ini sedang berada bersamaku, Mas Habib, Mas Rasyid, Dek Dzilhaq dan Dek Robert.

Ngawi, 25 Mei 2020


0 komentar:

Posting Komentar