Spesial Liburan
Entah
sudah ke berapa kalinya aku mengadakan perjalanan pulang ke rumah, setelah
beberapa bulan dari perantauanku ke negeri yang telah membesarkan aku lebih
dari seperlima abad lamanya, negeri yang dikelilingi oleh pegunungan,
dibentangi persawahan, dialiri banyak hujan dan yang pasti udara dingin yang
sering menggigilkan kulit danpersendian tulang, negeri Sukabumi Jawa barat.
Liburan Spesial di Brantas |
Tak
seperti perjalanan pulang sebelum-sebelumnya, ada yang sepesial kali ini. Ya
sepesial karena aku sedang menjalani sekaligus mengukir sejarah hidupku
sendiri. Sejarah yang mungkin akan merubah nasib hidupku nanti. Sejarah yang
akan mengubah statusku,dari lajang menjadi suami seseorang. Dari bujang ke
status pernikahan.
Pede
amat elu bilang!!!!
Hmmm,,
nggak pede gimana Tong!!
Ini
bukan masalah pede atau nggak pede.
Ini
masalahnya keluargaku sudah melamar dan lusa mereka akan datang.
”Jere
arep singset an,” ujar adekku Hasem saat aku tanya sampai kapan liburan di
rumah.
Singset
atau dalam bahasa Indonesia disebut rapat, atau merapatkan atau jika
diibaratkan dengan tali sepatu, ditali rapat.
Dia
bilang kalau di sini sampai acara singset an antara aku dan calonku, selesai.
Ah,
ambooooiiii.
Diriku
yang masih tak jelas masa depannya ini mau nikah.
Kenapa
ya, hati ini terus diliputi rasa ragu?
Orang
mah pengen disegerakan, sebagian bilang sudah kagak nahan. Ela dalaaaa, aku???
Kekhawatiran
tentang masa depan.
Kekhawatiran
akan ketidakcocokan.
Kekhawatiran
akan percekcokan.
Bagaimana
aku akan menghidupinya?
Bagaimana caraku menimbulkan rasa cinta padanya?
Bagaimana caraku menimbulkan rasa cinta padanya?
Bagaiman
aku akan... aku akan...
Hmmmm,
“sabodo teing,” ari basa Sundana mah.
“Diniati
ibadah aja Lee.” Ujar emakku memberiku rasa adem. Clessss!
Jika
berkaca pada segala kekurangan diriku dan dirinya. Kesiapan diriku, rasa-rasanya
kau pengen mundur dari hal ini. Atau jika keinginan itu terlalu ekstrim, ya minimal waktu itu yang mundur.
Tapi,
alangkah cemennya diriku.
Karena
kaulah yang mengambil keputusan, dan aku pula yang seharusnya bertanggung jawab
terhadap keputusanku.
Sungguh
liburan yang sepesial. Liburan yang setidaknya akan menjadi yang terakhir
bagiku sebagai seorang bujang. Karena aku telah setengah langkah menuju
pernikahan.
Dan
kini tibalah saatnya menata masa depan.
Bukan
lagi pada ungkapan, gimana nanti ajah!!
Tapi,
nanti gimana yaaaa??
Hmmmm,,
mulailah untuk memikirkan dan membuat konsep yang cemerlang.
Kertosono, 19 Desember 2016
0 komentar:
Posting Komentar