Kamis, 19 Januari 2017

KETIKA HUJAN MULAI TERSENYUM

KETIKA HUJAN MULAI TERSENYUM

Hebat Yaa
Bicara soal hujan tidak akan ada habis-habisnya. Seperti air hujan itu sendiri. Kisah seputar itupun bisa amat beragam
Pernah suatu ketika Nasrudin, tokoh legenda sufi di Turki kedapatan lari-lari saat hujan tengah mengguyur kampungnya.
“Kenapa sih kamu lari saat hujan, kan hujan itu rahmat Allah?” ujar seseorang kepada Nasrudin Koja
Sedikit berpikir, sebelum akhirnya Nasrudin menjawab dengan bijak, “kan hujan rahmat Allah. Aku khawatir jika tetap hujan-hujan aku akan menginjak rahmat Allah.”

Lain Nasudin lain pula si Mukidi, orangnya memang humoris dan suka becandain kawan-kawannya.

“Hayo kenapa orang pada lari saat hujan?” tanya si Mukidi pada Samiun, kawannya.
“Dingin,”
“Bukan,”
“Takut basah,”
“Salah,”
“Terus apa donk?” tanya Samiun penasaran
“Nyerah nih ceritanye hehehe,” ledek Mukidi.
“Ya karena hujan datangnya keroyokan, coba saja kalau sendiri-sendiri,” lanjutnya.
Grrrrrrrrrr....
Tapi meski suka ngebanyol, Mukidi sebenarnya jago juga cas cis cus Inggris.
Pernah dulu waktu masih SD, saat musim hujan tiba di suatu malam, Mukidi  yg baru belajar bhs Inggris menulis puisi dalam bahasa campuran Inggris dan Jawa:

Saiki the mendung is glayut2 on the sky.
The gledek sound jedar jeder like mercon.
My jemuran is glawer up to my window.
My pithik kocar kacir fly to my room because ketiup the wind topan n leysus.
It is very danger ..
Now ai m afraid dewekan crying2 in my room.

Begitulah hujan, ia tak hanya melulu soal dingin dan air, atau soal penyakit dan juga banjir. Tapi juga soal kisah-kisah lucu yang menginspiratif. Spidermen, super hero dari Hollywood, saja pernah mengeluh kala hujan terus menerus turun, “kalau terus-terusan hujan kayak gini. Mending aku jadi Batman saja, punya mobil. Hiks hiks”

Terkadang kedatangan amat dirindukan, terkadang ia juga amat dihindari. Ya, selama tidak terus-terusan aja. Sebab kalau kelebihan bisa banjir, kekurangan bisa kemarau. Begitulah yang diharapkan oleh para petani, pedagang, guru dan banyak profesi lainnya kecuali tukang loundry.

Hujan pun mampu memberikan raupan rupiah yang tak sedikit buat mereka yang mampu memanfaatkannya. Sebutlah Sehila On 7 dengan lagu Hujan Turun nya, Utopia dengan Hujan nya, Erie Susan dengan judul Hujan juga. sampai-sampai Hujan juga jadi salah satu judul buku. Adalah Darwis Tere Liye, penulis muda yang karyanya banyak yang best seller membuka sebuah buku berjudul Hujan.

Di tempatku, Sukabumi hujan sudah dan sedang mengguyur hampir semingguan ini. Yang kata si Mukidi turunnya keroyokan, kadang full seharian, kadang hanya beberapa jam, kalau nggak siang ya sore, kalau nggak sore ya malem bahkan nggak jarang turunnya waktu pagi.
Hujan yang sedikit menghambat kelancaran aktifitasku dalam beribadah, belajar dan bersosialisasi. Namun aku yakin ini merupakan ujian agar aku mampu menghadapinya. Ujian agar aku tetap berakfifitas layaknya saat terang, menembus guyuran air demi mendapat keutamaan berjamaah, melawan rasa nyaman dan dingin dengan tetap berangkat mengajar, bersosialisasi dan berdiskusi dengan kawan sampai-sampai dia akan tersenyum kepadaku, sambil berkata,”kau yang seharusnya bersembunyi di bawah tebalnya selimut karena kedatanganku, kau yang seharusnya duduk bersantai sambil minum kopi karena hawa dingin yang aku tebar, kau yang seharusnya memeluk erat bantal guling karena gemuruh angin dan hujan. Namun nyatanya kau lebih memilih ibadah daripada itu semua. Kau memang luar biasa.”

Semoga di hari-hariku yang kini sering diguyur hujan, mampu aku lalui dengan aktifitas yang lebih semangat tanpa menjadikannya alibi kemalasan.
Bukankah untuk menjadi tinggi butuh ujian yang lebih tinggi pula?

Sukabumi, 19 Januari 2017

0 komentar:

Posting Komentar