KETIKA
HUJAN MULAI TERSENYUM
Hebat Yaa |
Bicara soal hujan tidak akan ada
habis-habisnya. Seperti air hujan itu sendiri. Kisah seputar itupun bisa amat
beragam
Pernah suatu ketika
Nasrudin, tokoh legenda sufi di Turki kedapatan lari-lari saat hujan tengah
mengguyur kampungnya.
“Kenapa sih kamu lari saat
hujan, kan hujan itu rahmat Allah?” ujar seseorang kepada Nasrudin Koja
Sedikit berpikir, sebelum
akhirnya Nasrudin menjawab dengan bijak, “kan hujan rahmat Allah. Aku khawatir
jika tetap hujan-hujan aku akan menginjak rahmat Allah.”
Lain Nasudin lain pula si Mukidi,
orangnya memang humoris dan suka becandain kawan-kawannya.
“Hayo kenapa orang pada lari
saat hujan?” tanya si Mukidi pada Samiun, kawannya.
“Dingin,”
“Bukan,”
“Takut basah,”
“Salah,”
“Terus apa donk?” tanya
Samiun penasaran
“Nyerah nih ceritanye
hehehe,” ledek Mukidi.
“Ya karena hujan datangnya
keroyokan, coba saja kalau sendiri-sendiri,” lanjutnya.
Grrrrrrrrrr....
Tapi meski suka ngebanyol,
Mukidi sebenarnya jago juga cas cis cus Inggris.
Pernah dulu waktu masih SD, saat
musim hujan tiba di suatu malam, Mukidi yg baru belajar bhs Inggris menulis puisi
dalam bahasa campuran Inggris dan Jawa:
Saiki the mendung is glayut2
on the sky.
The gledek sound jedar jeder
like mercon.
My jemuran is glawer up to
my window.
My pithik kocar kacir fly to
my room because ketiup the wind topan n leysus.
It is very danger ..
Now ai m afraid dewekan
crying2 in my room.
Begitulah hujan, ia tak hanya melulu
soal dingin dan air, atau soal penyakit dan juga banjir. Tapi juga soal kisah-kisah
lucu yang menginspiratif. Spidermen, super hero dari Hollywood, saja pernah
mengeluh kala hujan terus menerus turun, “kalau terus-terusan hujan kayak gini.
Mending aku jadi Batman saja, punya mobil. Hiks hiks”
Terkadang kedatangan amat dirindukan,
terkadang ia juga amat dihindari. Ya, selama tidak terus-terusan aja. Sebab
kalau kelebihan bisa banjir, kekurangan bisa kemarau. Begitulah yang diharapkan
oleh para petani, pedagang, guru dan banyak profesi lainnya kecuali tukang
loundry.
Hujan pun mampu memberikan raupan
rupiah yang tak sedikit buat mereka yang mampu memanfaatkannya. Sebutlah Sehila
On 7 dengan lagu Hujan Turun nya, Utopia dengan Hujan nya, Erie Susan dengan
judul Hujan juga. sampai-sampai Hujan juga jadi salah satu judul buku. Adalah Darwis
Tere Liye, penulis muda yang karyanya banyak yang best seller membuka sebuah
buku berjudul Hujan.
Di tempatku, Sukabumi hujan sudah dan
sedang mengguyur hampir semingguan ini. Yang kata si Mukidi turunnya keroyokan,
kadang full seharian, kadang hanya beberapa jam, kalau nggak siang ya sore,
kalau nggak sore ya malem bahkan nggak jarang turunnya waktu pagi.
Hujan yang sedikit
menghambat kelancaran aktifitasku dalam beribadah, belajar dan bersosialisasi. Namun
aku yakin ini merupakan ujian agar aku mampu menghadapinya. Ujian agar aku
tetap berakfifitas layaknya saat terang, menembus guyuran air demi mendapat
keutamaan berjamaah, melawan rasa nyaman dan dingin dengan tetap berangkat
mengajar, bersosialisasi dan berdiskusi dengan kawan sampai-sampai dia akan
tersenyum kepadaku, sambil berkata,”kau yang seharusnya bersembunyi di bawah
tebalnya selimut karena kedatanganku, kau yang seharusnya duduk bersantai
sambil minum kopi karena hawa dingin yang aku tebar, kau yang seharusnya
memeluk erat bantal guling karena gemuruh angin dan hujan. Namun nyatanya kau
lebih memilih ibadah daripada itu semua. Kau memang luar biasa.”
Semoga di hari-hariku yang kini
sering diguyur hujan, mampu aku lalui dengan aktifitas yang lebih semangat
tanpa menjadikannya alibi kemalasan.
Bukankah untuk menjadi
tinggi butuh ujian yang lebih tinggi pula?
Sukabumi,
19 Januari 2017
0 komentar:
Posting Komentar