Rabu, 04 Januari 2017

Kaleidioskop 2016 ~Pertempuran di Medan MTQ~

Kaleidioskop 2016
~Pertempuran di Medan MTQ~

Jika dalam dunia sepakbola ada klub yang kini memimpin klasemen La Liga di Spanyol mencatatkan diri bahwa tahun 2016 menjadi tahun yang tak akan terlupakan oleh seluruh fans mereka karena perolehan prestasinya berupa kemenangan paling bergengsi se Eropa, piala Liga Champions, piala Eropa dan paling anyar piala dunia antar klub. Klub itu tidak lain dan tidak bukan adalah Real Madrid.
Utusan Papua untuk Indonesia

Keperkasaan klub tersebut semakin lengkap karena salah satu pemain mereka Crisntiano Ronaldo berhasil mengukuhkan diri sebagai pemain terbaik sedunia melalui tropi Ballon D’Or. Tidak hanya berhasil mengantar Real Madrid meraih 3 tropi di atas, dirinya juga berhasil mengantar negaranya Portugal untuk pertama kalinya meraih Piala Eropa setelah mengalahkan Prancis di final.
“Tahun 2016 adalah tahun terbaik dalam  karir sepak bola saya,” ujarnya.


Maka tahun 2016 bagiku menjadi tahun yang paling berarti dalam dunia MTQ. Masak iya?

Berawal dari sebuah catatan kecil yang aku pasang di mading kamarku, tentang target MTQ tahun ini: Menembus MTQ Nasional. Dari segi peluang dan rasio kesuksesan sebagai juara masih fifty fifty. Tembus nasional syukur nggak juga nggak apa. Lagian aku merasa bahwa usahaku telah maksimal, belajar,menghafal tanpa lupa untuk mencatat ilmu-ilmu baru yang aku dapatkan. Hasilnya?

Provinsi Banten,  dalam kurun waktu sekitar dua pekan di medio Februari aku mengikuti MTQ di kota Tangerang, kabupaten Tangerang dan kabupaten Serang. Secara berurutan aku berhasil ada di posisi 1, 3 dan harapan 2. Hasil yang paling tinggi adalah saat aku berhasil masuk final di tingkat Provinsi sebagai runner up.

Provinsi Jawa Barat menjadi langganan keikutsertaanku di sana. Selain domisiliku di sana, medan pertempuran MTQ nya lebih aku kenali daripada di tanah kelahiranku sendiri, Jawa Timur. Itu terbukti dengan persembahan gelar juara 1 tingkat Kota Sukabumi 5x berturut-turut, dari tahun 2010 hingga 2014. Tahun 2015 aku absen karena aktifitasku berpindah sementara di Pare Jawa Timur, demi mengasah kemampuan bahasa Inggrisku. Meski tak ikut seleksi di kota ini, tetap saja pemkot memintaku untuk menjadi utusan di Provinsi yang saat itu diadakan di Tasikmalaya. Di sini aku harus berpuas di peringkat harapan 3. Alhamdulillah.

Provinsi Papua Barat menjadi medan pertempuran selanjutnya. Orang bilang bahwa Provinsi ini dan Kep. Riau merupakan miniatur MTQ Nasional. Itu artinya jika kita ikut di musabaqah tingkat kedua provinsi di atas, seperti kita ikut tingkat nasional. Selain acaranya yang wah, tingkat kesulitaannya juga tidak ramah. Persaingannya sungguh ketat, karena ini bisa dikatakan tempat pelarian para juara yang tidak lolos sebagai yang terbaaik di provinsi lain.
Berawal dari tawaran kawanku, Zaenur Rahman yang sudah terikut juara 1 di Provinsi Banten. Dalam peraturan MTQ, yang sudah mendapat jatah nasional dari satu provinsi, tida boleh mengikuti atau menjadi peserta di Provinsi lainnya. Aku yang dia pilih sebagai badal dari salah satu kabupaten di provinsi sana, Tel. Wondama.
Alhamdulillah aku tak masuk 3 besar. Tak ada prestasi di sini,meski saat itu aku tampil lancar.

Lombok, NTB sebagai tuan rumah MTQ tingkat Nasional Indonesia merupakan momen yang tak pernah aku lupakan. Karena saat itu persyaratan harus benar-benar dipenuhi, berimbas pada dicoretnya peserta juara 1,2 dan 3. Aku yang terpilih akhirnya mewakili Provinsi Papua Barat. Sayang, aku tak bisa tampil karena lagi-lagi masalah administrasi. Tapi, harus aku syukuri jika cita-citaku tembus nasional tahun ini bisa terlaksana meski hanya sebagai peserta yang tak tampil.

Akhirnya karena faktor usia, aku pikir ini merupakan kali terahir blusukan di kancah MTQ. Ternyata edaran terakhir yang aku terima, usia maksimal cabang Tafsir Indonesia menjadi 34 tahun 11 bulan 29 hari. Padahal sebelumnya 30 tahun kurang satu hari. Itu artinya masih ada peluang untuk ikut lagi. Semoga bisa lebih baik lagi. Amiin

Kertosono, 04 Januari 2017

0 komentar:

Posting Komentar